JAKARTA – PT PAL Indonesia (Persero), Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di industri galangan kapal, merencanakan pengoperasian pembangkit listrik dual fuel (BBM dan gas) pada 2020. Pembangkit listrik yang akan dibangun di atas kapal tongkang (barge) tersebut untuk memenuhi kebutuhan listrik Indonesia Timur.

Sutrisno, Direktur Rekayasa Umum, Pemeliharaan dan Perbaikan PT PAL, mengatakan pembangunan tiga unit pembangkit listrik dual fuel tersebut bekerjasama dengan PT Indonesia Power (IP), anak usaha PT PLN (Persero).

“Kontrak PAL dan IP sudah ditandatangani pada 30 September 2019 dan saat ini sedang dalam proses untuk Effective Date of Contract (EDC). COD (commercial operation date/beroperasi komersil) berbeda-beda selama 15 bulan sejak EDC masing-masing plant,” kata Sutrisno kepada Dunia Energi, Senin (7/10).

Nantinya pembangkit listrik tersebut akan berkapasitas 2×60 megawatt (MW), serta 1×30 MW. Pembangkit dual fuel dapat dioperasikan bergantian tanpa mematikan pembangkit.

PAL Indonesia kian memantapkan langkahnya untuk merambah sektor industri pembangkit listrik. Baru-baru ini PAL juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan Thorcon International Pte, Ltd. untuk pengembangan dan pembuatan komponen Thorium Molten Salt Reactor 500MW (TMSR500) Power Plant atau reaktor desain pembangkit listrik tenaga thorium (PLTT) dan Test Bed Platform, berkapasitas 500 megawatt (MW). Nilai kerjasmanya sebesar Rp1 triliun.

Thorcon International adalah Independent Power Producer (IPP) yang telah menyatakan keseriusan kepada pemerintah untuk melakukan investasi sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17 Triliun untuk membangun PLTT di Indonesia.

Sutrisno mengatakan, untuk kerja sama pembangunan pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik wilayah Indonesia Timur merupakan solusi dari pengembangan proyek Fast Track Program (FTP) I yang tidak maksimal.

“Indonesia Timur ini kan kebutuhan listriknya tidak banyak. Jadi top and down-nya disolusikan dengan barge. Jadi ketika suatu saat sedang peak, bisa dipenuhi. Kapasitasnya kecil-kecil di remote area,” tandas Sutrisno.(RA)