JAKARTA – PT PAL Indonesia (Persero), perusahaan negara yang bergerak di bidang Industri galangan kapal, optimistis sejumlah proyek sektor energi yang digarap perseroan dapat selesai tepat waktu. Sutrisno, Direktur Rekayasa Umum dan Pemeliharaan Perbaikan PAL Indonesia, mengatakan PAL Indonesia sudah menerapkan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus Covid -19 sesuai anjuran pemerintah.

“Untuk proyek energi yang sedang dikerjakan PT PAL, material bahan baku untuk kebutuhan produksi sepanjang dua bulan ke depan mayoritas sudah datang, sehingga diupayakan untuk mempertahankan jadwal produksi yang direncanakan,” kata Sutrisno kepada Dunia Energi, Jumat (20/3).

Swjalan dengan kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) maka PT PAL telah melakukan diversifikasi bisnis. Sejumlah capaian bisnis PT PAL di sektor energi meliputi penyelesaian beberapa proyek reverse engineering penggantian komponen inti pembangkit listrik eks FTP-1 milik PT Indonesia Power, seperti HPH (High Pressure Heater), Condenser, HEC3W (Heat Exchanger Close Circulating Cooling Water), OC3W (Open Cyvle Cooling Close Water). Nilai kontrak agregate sekitar Rp300 miliar. PT PAL saat ini juga terlibat dalam tender manufacturing BOP (Balance of Plant) Power Plant yang diadakan oleh IPP (Independent Power Producer).

PT PAL juga telah menandatangani kontrak senilai Rp2,61 triliun untuk pembangunan tiga unit BMPP (Barge Mounted Power Plant) 2×60MW dan 1x30MW.
Existing expertise PT PAL dibidang EPCI Offshore Platform, pembangunan Wellhead Platform dan Jacket, juga mengikuti beberapa tender yang diadakan oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama (K3S). Selain itu, PT PAL saat ini sedang menyiapkan partisipasi dalam mega proyek Blok Masela milik Inpex Corporation.

Sutrisno menambahkan, PT PAL juga sedang proses kontrak pembuatan Thorcon Thorium Molten Salt Reactor (TMSR) dan Test Bed Platform untuk Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) yang dikembangkan oleh Thorcon International Pte.Ltd. nilai sekitar Rp 1 triliun. “Kami berharap pandemi Covid -19 segera berakhir sehingga proses produksi dapat normal kembali dan target penyelesaian proyek dapat dipenuhi sesuai target,” tandas Sutrisno.(RA)