JAKARTA – Pemerintah diminta tegas menerapkan kebijakan peningkatan kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM). Apalagi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) No P20/MENLHK/SETJEN/KOM/1/3/2017 menetapkan badan usaha untuk menyediakan bahan bakar dengan spesifikasi bensin RON minimal 91 dan kandungan sulfur maksimal 50 ppm serta diesel CN minimal 51, kandungan sulfur maksimal 50 ppm dan viscosity 2-4,5 mm2/s.

Elia Massa Manik, Direktur Utama Pertamina mengaku bingung dengan posisi kebijakan pemerintah saat ini. Di satu sisi Pertamina dituntut menyediakan Premium yang notabene memiliki RON 88 atau jauh dibawah ketetapan Menteri LHK, tapi disisi lain pemerintah meminta kualitas BBM minimal 91 dengan menetapkan penggunaan BBM berstandar Euro4 mulai tahun ini secara bertahap hingga 2021.

“Premium masih RON 88 Euro 2. Permen KLH mau ke Euro 4, ini membingungkan kami juga dalam melaksanakan tugas,” kata Massa dalam rapat kerja antara Pertamina  dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin (19/3).

Menurut Massa, untuk menjawab Permen KLH, Pertamina telah siap melalui Proyek Langit Biru Cilacap yang ditargetkan bisa full beroperasi memproduksi BBM dengan kualitas tinggi pada akhir 2018.

“Pertamina merespon itu dengan mengerjakan langit biru Cilacap yang kami harapkan Desember on stream. Kilang Cilacap nanti tidak bisa lagi produksi Euro 2,” ungkap dia.

Satya Widya Yudha, Wakil Ketua Komisi VII DPR, mengakui perbedaan kebijakan antar instansi berbahaya karena jika tidak diimplementasikan dengan tepat maka akan berbahaya bagi perencanaan ketahanan energi, terutama pemenuhan kebutuhan akan BBM.

.
Jika regulasi dari KLHK mau tetap diterapkan dalam waktu dekat sesuai dengan tenggat waktu diregulasi tersebut, maka dikhawatirkan impor BBM justru akan meningkat membengkak karena masih belum siapnya infrastruktur.

“Lalu mesti disampaikan kalau Premium tidak lagi dipertahankan, pemerintah harus intervensi harga. Kami tidak boleh lepas ke pasar, apakah Euro 4 yang diintervensi nantinya,” kata Satya.

Kebingungan Pertamina makin terlihat ketika adanya permintaan pemerintah kepada Pertamina untuk menyediakan BBM berstandar Euro 4 dalam pelaksanaan Asian Games 2018 di seluruh outlet penjualan BBM di kota yang menjadi tempat penyelenggaraan.

“Asian Games tahun ini di kota-kota dilaksanakan di Jakarta, Palembang, Bandung itu sudah diminta ke Euro 4,” ujar Massa.

Pertamina mengaku siap jika diminta untuk menyediakan BBM Euro 4, meskipun untuk sementara diharuskan melalui impor. Hanya saja yang menjadi perhatian adalah kesiapan pasar atau penyerapannya nanti, apakah sesuai dengan perencanaan yang ada.

“Asian Games ini harus sama-sama dieksekusi karena regulasi sudah ada. Surat KLH juga sudah ditujukan ke kami untuk dibicarakan untuk distribusi
Euro 4 ini,” tandas Massa.(RI)