JAKARTA – Industri hilir dari pasir kuarsa harus segera dibangun jika memang ingin membuat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai andalan untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional. Pasalnya jika tidak Indonesia hanya akan menjadi pasar PLTS. Padahal komponen utama bahan baku pembuatan panel surya untuk PLTS ada banyak tersedia di tanah air.

Julismi, VP Pengembangan Energi PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengungkapkan bahwa PLTS jadi salah satu peluang terbesar pengembangan EBT di tanah air tapi itu selama teknologi dan hilirisasinya sudah dikuasai.

“Bahwa PLTS itu akan diproduksi di dalam negeri agak sedikit keliru, untuk menyiapkan komponen PLTS keberpihakan EBT ada lima tahapan, mengolah kuarsa jadi solar cell ada lima tahapan, yang saat ini terjadi di tahapan ke 4 ke 5 dari wafer ke modul, modul ke cell solar. tahapan ke 5 bukan daging dari kekayaan alam kita, daging kekayaan alam adalah kuarsa,” jelas Julismi dalam DETalk yang digelar Dunia Energi bertajuk Energi Nasional Terus Melaju Demi Indonesia Maju, Selasa (15/8).

PTBA sendiri menjadi salah satu perusahaan tambang yang masif mengembangkan PLTS. Sudah ada beberapa proyek PLTS yang digarap perusahaan yang sebenarnya fokus di bisnis batu bara. Misalnya PLTS di bandara Soekarno – Hatta serta PLTS di beberapa ruas jalan tol salah satunya tol Bali-Mandara.

Lebih lanjut Julismi menjelaskan selain bermanfaat untuk ketersediaan panel PLTS hilirisasi pasir kuarsa jelas akan menghemat target pengadaan PLTS secara nasional pasalnya harga pasir kuarsa yang jadi bahan baku utama setelah menjadi panel surya melonjak ribuan kali lipat. Ini tentu juga bisa menjadi sumber penerimaam baru bagi negara karena PLTS juga banyak dikembangkan di negara lain.

“Harga pasir kuarsa sekitar US$15-25 tapi sudah menjadi solar cell naiknya bisa ratusan bahkan ribuan kali. Untuk mengolah kuarsa menjadi ingot silikon wafer butuh energi murah, energi plafon kurang dari US$6 cent per KWH untuk hilirisasi kuarsa membutuhkan 40-60 kontribusi energi,” jelas Julismi. (RI)