JAKARTA – Pemerintah Indonesia melobi pemerintah China agar meningkatkan perdangaan sektor batu bara. Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Investasi, memimpin langsung pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Yunnan, China, Jumat (9/10) pekan lalu.

Berdasarkan informasi yang diterima Dunia Energi, selain agenda utama membicarakan pembelian vaksin Covid-19 dari China, Luhut dalam pertemuan tersebut juga meminta agar ada peningkatan kerja sama di bidang ekonomi.

Luhut meminta China meningkatkan impor dari Indonesia khususnya  kelapa sawit, batu bara, buah-buahan tropis dan sarang burung walet serta mendorong Bea Cukai China memfasilitasi protokol untuk nanas dan salak serta izin ekspor sarang burung walet untuk eksportir Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut menteri Wang Yi memberikan lampu hijau terhadap  hal-hal yang disampaikan oleh Menteri Luhut, serta akan meminta Kementerian terkait di China untuk menyelesaikan secara teknis isu-isu mengenai perdagangan (impor), dumping, dan investasi.

China memang menjadi tujuan utama ekspor batu bara Indonesia selama ini. Berdasarkan catatan Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) hampir 25% porsi ekspor batu bara ditujukan ke negeri Tirai Bambu setiap tahun.

Hendra Sinadia, Direktur Eksekutif APBI, saat dikonfirmasi, tidak mengetahui adanya negosiasi antara pemerintah Indonesia dan China pada pekan lalu terkait perdagangan batu bara. Namun, menurut dia perundingan atau pembicaraan antardelegasi pemerintah untuk tingkatkan penjualan batu bara Indonesia wajar saja dilakukan.

“Kalau soal negosiasi antara G to G itu hal yang lumrah, masing-masing pemerintah baik RI maupun China tentu ingin mendorong produk ekspor unggulannya. Kalau RI tentu saja produk unggulan ekspor masih komoditas seperti sawit dan batu bara. Apalagi tahun ini ke perayaan ke 70 hubungan diplomatik kedua negara,” kata Hendra kepada Dunia Energi, Selasa (13/10).

Menurut dia, baik pemerintah Indonesia maupun China, sama-sama memiliki kepentingan dalam perdagana batu bara. Dari sisi Indonesia,China sebagai tujuan utama ekspor batu bara sementara bagi China pasokan batu bara dari Indonesia merupakan pelengkap utama dalam pemenuhan kebutuhan batu bara. “Di China, impor (batu bara) dari Indonesia itu sekitar separuh dari total impor Tiongkok,” ujarnya.

Kondisi tersebut wajar saja lantaran banyak perusahaan batu bara yang beroperasi di Indonesia menjua batu baranya ke China. “Banyak anak usaha emiten (perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) yang ekspor ke China, bahkan banyak juga perusahaan nonemiten,” jelas Hendra.

Tahun ini pemerintah mematok target produksi batu bara mencapai 550 juta ton. Hanya saja akibat pandemi pemerintah sempat memproyeksi target tersebut tidak akan tercapai.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan permintaan batu bara baik nasional maupun dunia menurun seiring dengan adanya pandemi Covid-19.

“Batu bara tahun ini ditargetkan 550 juta ton, tapi dengan kondisi yang ada saat ini otomatis akan terjadi penurunan produksi karena tekanan demand,” kata Arifin.

Saat ini, Indonesia juga sedang melakukan penjajakan untuk melakukan ekspor ke beberapa negara berkembang lainnya. Beberapa negara menjadi incaran sebagai tujuan ekspor seperti Vietnam, Bangladesh, dan Pakistan. (RI)