JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menegaskan keputusan untuk membeli gas dalam bentuk gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) dari Mozambik sudah berdasarkan kalkulasi matang. Basuki Trikora Putra, Direktur Pemasaran Korporat Pertamina, mengatakan Pertamina memprediksi akan terjadi kekurangan pasokan gas dari dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan berbagai proyek besar yang saat ini tengah dikerjakan, yakni proyek pembangunan dan pengembangan kilang.

Selain untuk memenuhi kebutuhan pengerjaan proyek kilang, gas juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik.

“Itu kan kami sesuaikan dengan rencana kebutuhan di domestik. Jadi pengembangan proyek kilang dan juga untuk listrik nantinya kami masih butuh tambahan (gas),” kata Basuki di Jakarta, Kamis (28/2).

Empat proyek pengembangan kilang dan dua proyek pembangunan kilang baru yang tengah digarap Pertamina membutuhkan banyak gas.

Kilang Balikpapan merupakan proyek yang paling menunjukkan progress tercepat pengembangannya, meskipun juga masih molor dari jadwal. Tiga kilang lainnya adalah Kilang Cilacap, Balongan dan Dumai. Untuk dua kilang baru yang akan dibangun adalah Kilang Tuban dan Bontang.

Pertamina sebelumnya telah melakukan penandatanganan Sales and Purchase Agreement (SPA) dengan Mozambique LNG 1 yang dimiliki oleh Anadarko Petroleum Corporation, perusahaan asal Amerika Serikat. Total volume LNG yang dibeli sebesar 1 juta ton per tahun selama 20 tahun. Pembelian sendiri akan dimulai pada 2024.

Anadarko sedang mengembangkan fasilitas LNG darat pertama di Mozambik yang terdiri atas dua kereta LNG awal dengan total kapasitas kapasitas 12,88 MTPA untuk mendukung pengembangan lapangan Golfinho/Atum yang terletak seluruhnya di dalam Area Offshore 1.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan adanya berbagai proyek yang dilakukan ke depan, maka dalam kurun waktu 2024 hingga 2030 akan terjadi defisit gas. Namun demikian, agar LNG Mozambik bisa diserap dalam negeri, seluruh proyek yang telah masuk dalam perhitungan diharapkan dikerjakan sesuai dengan rencana.

“Pada 2024 sampai 2030 masih akan terjadi defisit. Jadi prioritas domestik, kami berharap project-project domestik berjalan,” ungkap Basuki.

Menurut Basuki, tidak tertutup kemungkinan LNG Mozambik nanti bisa kembali di jual di pasar internasional, asalkan kebutuhan gas dalam negeri benar-benar sudah terpenuhi.

“Pokoknya domestik dulu, kalau domestik sudah memenuhi kebutuhan baru masuk ke portofolio Pertamina,” tandas Basuki.(RI)