JAKARTA – Target produksi siap jual (lifting) minyak dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu berpotensi terganggu akibat faktor cuaca. Pengelolaan minyak hasil produksi Blok Cepu memang bergantung pada kondisi cuaca lantaran minyak Lapangan Banyu Urip setelah diproduksi diangkut untuk disimpan di Floating Storage Offloading (FSO) Gagak Rimang yang ditambatkan 23 km di lepas pantai utara Tuban pada kedalaman laut 33 meter.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengakui target pemerintah terhadap produksi Blok Cepu bisa terganggu apabila cuaca buruk melanda sekitar FSO Gagak Rimang. Untuk itu, Kementerian ESDM sudah memanggil jajaran Exxonmobil melalui anak usahanya, Mobil Cepu Ltd untuk membahas beberapa rencana antisipasi cuaca buruk tersebut agar tidak terlalu berdampak pada kinerja operasi produksi.

Apabila kondisi cuaca memburuk maka kapal-kapal pengangkut minyak tidak akan bisa merapat ke FSO Gagak Rimang. Akibatnya, proses lifting menjadi terhambat. Apabila lifting terhambat tentu produksi juga akan diturunkan.

“Kalau cuaca jelek kan lifting terganggu, makanya mau bahas itu bagaimana mengatasi lifting yang 220 ribu barel per hari (bph). Kalau cuaca seperti ini (buruk), ada indikasi (turun lifting). Jadi kami mau cari jalan keluar bagaimana mempertahankan yang 220 ribu bph,” kata Arcandra di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (1/2).

Arcandra belum bisa memastikan potensi penurunan lifting akibat dari kondisi cuaca buruk yang pada awal tahun ini melanda perairan Tuban. Namun penurunan lifting bisa signifikan.

“Tergantung kalau top tank itu bisa jauh turunnya, tapi kami usahakan bisa (dipertahankan),” tukasnya.

Blok Cepu merupakan salah satu kontributor minyak nasional terbesar yang dkelola oleh Exxonmobil berpartner dengan PT Pertamina (Persero) melalu Pertamina EP Cepu (PEPC), Exxon memiliki porsi hak partisipasi 55% dan PEPC 45%. Blok Cepu memang jadi salah satu andalan Indonesia dalam beberapa tahun untuk mendulang produksi minyak dalam jumlah besar. Rata-rata lifting minyak Cepu sepanjang 2018 saja sudah 208,8 ribu bph. Menjelang akhir tahun produksi di sana bahkan sudah menyentuh 220 ribu.

Untuk produksi tahun ini berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019 Pertamina EP Cepu, produksi minyak Blok Cepu hanya 208 ribu bph dengan lifting sebesar 207,4 ribu bph.

Pemerintah kata Arcandra berharap bisa menahan penurunan produksi di Cepu, sehingga paling tidak produksi masih diatas 200 ribu bph. “Iya sekitar itu (208 ribu bph). Kami pertahankan produksinya,” tandas Arcandra.(RI)