JAKARTA – Kontribusi produksi migas di tanah air sekarang ini didominasi oleh sumur-sumur yang sudah berumur tua atau lebih dari 20 tahun telah berproduksi. Kondisi itu tentu cukup berisiko karena umur yang tua menyebabkan performa sumur tersebut sangat berpotensi tidak lagi optimal.

Ketergantungan terhadap lapangan tua tersebut membuat optimalisasi sumur tua pun harus terus didorong dalam upaya meningkatkan produksi migas nasional.

Ariana Soemanto, Kepala Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS), mengungkapkan banyak sumur gas yang mengalami water blocking yang akibat penipisan alami, penerobosan air dan kepasiran di dalam formasi, berupa cairan yang mengumpul di lubang sumur.

“Hal tersebut mengakibatkan adanya peningkatan tekanan hidrostatik dan back pressure ke dalam formasi, sehingga produksi gas akan mengalami penurunan secara signifikan, dan kemungkinan terburuk sumur akan mati,” kata Ariana, Senin (16/1).

LEMIGAS kata dia telah mengembangkan bahan terbaru untuk membantu mengatasi yang kerap dialami sumur-sumur migas tua tersebut yakni Organic Foaming Agent, sebuah hasil inovasi LEMIGAS. Agent ini diproduksi untuk mengatasi permasalahan water blocking dalam sumur gas dengan aditif organik yang aman bagi reservoar, peralatan produksi dan ramah lingkungan.

Laboratorium Eksploitasi LEMIGAS mengolah umbi porang dan asam lemak nabati turunan CPO, menjadi produk organic foaming agent yang mampu mentransformasi air menjadi foam untuk menurunkan densitas air, sehingga gas mampu mengalir dan terproduksi kembali,” ujar Ariana.

Yohannes B. Doi Wangeelaksana, Pelaksana Harian Koordinator Pengujian Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi, menjelaskan senyawa foaming agent ini juga tahan temperatur dan salinitas tinggi, serta kompatibel dengan air formasi. “Inovasi ini ialah solusi terbaik untuk masalah water blocking pada sumur gas,” ungkap Yohanes.

Hingga saat ini, inovasi Organic Foaming Agent telah dikembangkan lebih lanjut melalui pengujian terhadap beberapa sampel air formasi, baik dari sumur gas maupun minyak. Diharapkan inovasi teknologi ini mampu menjadi salah satu alternatif untuk membantu kelancaran operasional produksi sumur gas. (RI)