JAKARTA – PT Pertamina (Persero) terus berupaya mengembangkan energi alternatif, salah satunya melalui program gasifikasi batu bara yang dapat diproses menjadi bahan bakar pengganti LPG, yaitu DME (Dimethyl Ether) yang telah dimulai sejak beberapa waktu lalu.  Setelah PT Bukit Asam Tbk, kini Pertamina melanjutkan program gasifikasi batu bara dengan menggandeng lebih banyak perusahaan batubara, diantaranya adalah PT Adaro Energy Tbk dan PT Indika Energy Tbk. Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama strategis gasifikasi, Senin (7/12).

Ridwan Djamaluddin, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, mengatakan kerja sama ini sangat strategis mengingat Indonesia memiliki cukup banyak potensi batu bara berkalori rendah. “Dengan gasifikasi batubara, maka bisa menjadi subtitusi impor. Dan kita juga berusaha menarik investasi lebih banyak, sehingga dapat mendatangkan multiplier effect,” kata Ridwan.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan program gasifikasi batu bara merupakan upaya perusahaan untuk mengembangkan energi alternatif dengan bahan baku yang banyak terdapat di Indonesia sekaligus mengurangi impor LPG.

Namun, Nicke menekankan pentingnya penerapan teknologi yang tepat dalam program ini sehingga dapat mengurangi dampak lingkungan yang dikhawatirkan dari penggunaan batu bara.

Program pengurangan impor BBM dan LPG sejalan dengan strategi Pertamina ke depan untuk mengoptimalkan sumber daya alam sebagai bahan baku energi sehingga dapat mengurangi impor dan defisit neraca perdagangan.

“Dengan banyaknya sumber daya yang dimiliki Indonesia dan teknologi yang tepat, maka isu lingkungan dapat dibuktikan. Bahwa program gasifikasi batu bara menjadi DME menggantikan LPG tidak akan menjadi isu lingkungan di Indonesia. Pemilihan teknologi menjadi kunci,” kata Nicke.

Ia pun menyampaikan, program ini perlu didukung oleh kepastian regulasi ke depannya sehingga menjadi stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, industri dan menciptakan lapangan kerja di Indonesia.

Arini Saraswaty Subianto, Komisaris Adaro Energy, mengatakan Adaro mengapresiasi langkah Pertamina untuk mengembangkan gasifikasi batu bara dalam rangka mendukung upaya pemerintah pada program peningkatan nilai tambah batu bara. Selain membuka peluang diversifikasi serta pengembangan bisnis bagi Adaro dan Pertamina, kerja sama tersebut diharapkan dapat membawa banyak manfaat bagi Indonesia.

“Terutama dalam usaha untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, menciptakan lapangan kerja baru, mengurangi defisit neraca perdagangan, mengurangi beban subsidi pada APBN, dan menjadi katalis untuk pertumbuhan ekonomi, baik di tingkat lokal maupun nasional,” ujar Arini.

Sementara itu, Arsjad Rasjid, Direktur Utama Indika Energy, mengatakan Indika mendukung langkah Pertamina untuk mengembangkan gasifikasi batu bara. “Kerja sama untuk melakukan kajian gasifikasi batubara ini merupakan wujud sinergi dan gotong-royong antara pemerintah, BUMN, dan swasta yang sangat strategis. Indika Energy berharap inisiatif ini dapat mendorong pengembangan teknologi hilirisasi batu bara yang mumpuni, menciptakan investasi baru, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Arsjad.(RA)