JAKARTA – Penurunan  pos pendapatan keuangan dan kenaikan beban keuangan menekan laba bersih PT Bukit Asam Tbk (PTBA), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi,  pada semester I 2016. Laba bersih Bukit Asam turun 10,4% menjadi Rp711,77 miliar dibanding semester I 2015 Rp795,16 miliar.

Laporan keuangan Bukit Asam yang dirilis Jumat (29/7), mengungkapkan penghasilan bunga dari penempatan kas pada bank turun dari Rp116,48 miliar pada semester I 2015 menjadi Rp50,97 miliar pada semester I 2016. Sementara itu, beban bunga dari pinjaman bank justru naik dari Rp61,25 miliar menjadi Rp78,58 miliar.

Bukit Asam mencatat pendapatan perseroan Rp6,76 triliun pada semester I 2016, naik 4% dibanding raihan semester I 2015 sebesar Rp6,51 triliun. Kenaikan pendapatan terutama didorong kenaikan volume penjualan batu bara.

Volume penjualan batu bara 10,02 juta ton sepanjang enam bulan pertama 2016, naik 11% dibanding periode yang sama tahun lalu 9,03 juta ton.

Kenaikan volume penjualan berhasil mengkompensasi turunnya harga jual rata-rata batu bara perseroan.  harga jual rata-rata tertimbang pada periode Januari-Juni 2016 sebesar Rp659.240 per ton, turun 6% dibanding periode yang sama 2015 sebesar Rp703.005 per ton. Sementara itu, harga jual rata-rata batu bara untuk ekspor pada periode yang sama US$56,96 per ton, lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu US$61,37 per ton.

Adib Ubaidillah, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, mengatakan di tengah harga batu bara dunia yang terus tertekan, Bukit Asam tetap menempatkan langkah-langkah efisiensi sebagai salah satu program prioritas pada tahun ini. “Langkah-langkah efisiensi itu di antaranya meliputi optimasi perencanaan tambang, program peningkatan produktivitas dan penyesuaian tarif dengan sejumlah pihak ketiga,” kata Adib. (AT)