JAKARTA – PT PLN (Persero) mencatatkan penurunan pertumbuhan penjualan listrik pada kuartal I  2020 jika dibanding periode yang sama tahun lalu. Hingga Maret, realisasi penjualaan listrik PLN sebesar 61,15 TWh atau hanya tumbuh 4,61% dari realisasi 2019 yang sebesar 58,46 TWh. Padahal pada kuartal I 2019 pertumbuhannya bisa mencapai 5,48%.

Edison Sipahutar, Executive Vice President Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan PLN,  mengungkapkan sebenarnya ada peningkatan konsumsi listrik sektor rumah tangga lantaran adanya kebijakan WFH (Work From Home). Untuk sektor rumah tangga konsumsinya hingga kuartal I 2020 tumbuh sebesar 7,54%. Khusus Maret 2020 segmen rumah tangga tumbuh sebesar 7,43%. Namun peningkatan ini tidak sebanding dengan penurunan pertumbuhan konsumsi listrik.

Edison menjelaskan salah satu faktor seretnya pertumbuhan konsumsi listrik PLN adalah akibat adanya pandemi virus Corona atau Covid-19 yang membuat perekonomian, termasuk sektor industri dan bisnis lesu. Konsumsi listrik industri dan bisnis turun signifikan.

“Efek pandemi Covid-19 menjadi faktor utama turunnya pertumbuhan. Segmen bisnis dan industri yaitu bisnis hanya tumbuh sebesar 4,07% dan industri hanya tunbuh 0,13%,” kata Edison di Jakarta, Senin (13/4).

Bahkan khusus penjualan Maret 2020 sebesar 20,34 TWh hanya tumbuh 2,36% dari realisasi Maret 2019 sebesar 20,16 TWh.

Menurut Edison, realisasi khusus Maret 2020 pertumbuhan segmen bisnis negatif sebesar -0,88% dan segmen industri juga negatif sebesar -2,71%.

Dari seluruh pelanggan industri, penjualan listrik ke industri semen turun paling besar yakni mencapai 19,8% di Maret lalu atau turun 9,4% sepanjang kuartal I. Selanjutnya, penjualan listrik ke industri besi baja juga turun 12% di bulan lalu atau turun 6,2% untuk periode Januari-Maret. Penjualan ke industri tekstil turun 8,7% di Maret lalu atau 5,4% di sepanjang kuartal I.

Sementara di segmen bisnis, lanjut Edison, penjualan listrik didomiinasi peanggan pusat perbelanjaan turun 8,2% pada Maret, meski sepanjang kuartal I masih tumbuh 1,8%.

“Penurunan penjualan yang lebih besar tercatat pada segmen hotel, di mana penjualan ke hotel bintang empat turun 21,3% di Maret lalu atau turun 5% di kuartal I, serta hotel bintang tiga turun 18,7% di bulan lalu atau turun 1,1% di Januari-Maret,” kata Edison.(RI)