JAKARTA – Harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada bulan September 2022 berdasarkan perhitungan Formula Indonesian Crude Price (ICP) ditetapkan sebesar US$86,07 per barel. Realisasi ini turun sebesar US$8,10 per barel jika dibandingkan ICP Agustus sebesar US$94,17 per barel.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional, antara lain kondisi ekonomi global.

Federal Reserve Board AS menaikkan suku bunga AS sebesar 0,75% untuk mengurangi inflasi yang dapat berdampak pada penurunan aktivitas ekonomi dan penurunan permintaan minyak mentah.
Kekhawatiran pelaku pasar atas resesi dunia yang disebabkan kebijakan moneter oleh negara-negara besar yang menaikkan suku bunga menyusul AS, seperti pada Inggris, Swiss dan Norwegia.

IEA dalam Laporan bulan September lalu menyatakan bahwa proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global menjadi 2 juta barel per hari (BPH), turun 100 ribu BPH dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya. Selain itu berakhirnya summer driving season yang menurunkan konsumsi BBM di Amerika Serikat.

Menurut IEA pasokan minyak mentah dunia kembali naik sebesar 790 ribu BPH di bulan Agustus 2022 menjadi 101,3 juta BPH yang merupakan titik tertinggi pasca pandemi yang antara lain disebabkan peningkatan produksi di Libya, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.

Sementara itu, IHS Market dalam laporan bulan September 2022 menyatakan bahwa pasokan minyak mentah Amerika Serikat diperkirakan naik sebesar 600 ribu BPH pada kuartal 4 tahun 2022 dan sebesar 1,1 juta BPH di tahun 2023.

Pemangkasan produksi negara-negara OPEC+ sebesar 100 ribu BPH tidak terlalu signifikan dalam mendukung keseimbangan supply demand minyak mentah dunia.
Total ekspor minyak mentah Rusia naik sebesar 220 ribu BPH di bulan Agustus 2022 menjadi 7,6 juta BPH.

Terakhir, berdasarkan Laporan Mingguan EIA (U.S. Energy Information Administration), terdapat peningkatan stok Amerika Serikat pada September 2022 dibandingkan bulan sebelumnya dimana stok minyak mentah komersial naik 12,3 juta barel menjadi 430,6 juta barel.
Stok distillate naik 2.7 juta barel menjadi 114,4 juta barel.

Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar atas proyeksi permintaan minyak mentah akibat penurunan permintaan minyak mentah Cina dengan adanya kebijakan zero-covid dan lockdown di beberapa daerah di Cina, serta pemeliharaan rutin kilang pada bulan September-Oktober 2022.

OPEC dalam laporan bulan September 2022 bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi Cina turun sebesar 0,3% menjadi 4,2% dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya, serta penurunan oil throughput kilang di Jepang dan Korea Selatan.

– Dated Brent turun sebesar US$10,13 per barel dari US$99,99 per barel menjadi US$89,87 per barel.

– WTI (Nymex) turun sebesar US$7,68 per barel dari US$91,48 per barel menjadi US$83,80 per barel.

– Brent (ICE) turun sebesar US$7,17 per barel dari US$97,74 per barel menjadi US$90,57 per barel.

– Basket OPEC turun sebesar US$6,48 per barel dari US$101,94 per barel menjadi US$95,46 per barel