JAKARTA – Komitmen Grup MIND ID dalam menjalankan operasional dan bisnisnya tak luput dari kontribusi yang juga dijalankan untuk masyarakat sekitar. Tidak hanya sekedar menjalankan tanggung jawab perusahaan, namun harus mampu memberi nilai dan bisa memberikan manfaat sampai kepada generasi mendatang dan berkelanjutan. Hal ini ditulis dan diceritakan dalam buku Membangun Peradaban, kumpulan kisah inspiratif tentang keberlanjutan.
Buku Membangun Peradaban ini ditulis selama kurang lebih 5 bulan. Penulis berkeliling dari tambang satu ke tambang berikutnya, interview para pejuang lokal yang memberdayakan dan memiliki semangat merubah daerahnya.

Dany Amrul Ichdan, Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, menyampaikan bahwa buku Membangun Peradaban bukan sekadar kata-kata, tapi riil kenyataan di lapangan.
“Bukti kongkrit komitmen kami terhadap keberlanjutan civilization. Inilah legacy yang diberikan perusahaan untuk umat manusia,” ujarnya dalam peluncuran buku “Membangun Peradaban” di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Kamis(8/12).

Hadir pula dalam acara tersebut, Komisaris MIND ID Dony Munardo, Staf Ahli bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Bappenas Vivi Yulaswati, serta Jurnalis Senior Bisnis Indonesia sekaligus penulis buku Akhirul Anwar.

Kontribusi MIND ID bersama dengan anggotanya, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), PT Timah Tbk, tertulis dalam buku yang memiliki ketebalan 190 halaman ini. Buku ini menggambarkan wujud nyata perusahaan dalam meningkatkan kualitas masyarakat terutama di bidang pendidikan, sosial, lingkungan, dan
ekonomi.

Dalam buku Membangun Peradaban terbagi dalam 5 Bab dan 4 topik besar yang menggambarkan bagaimana terbukanya akses pendidikan untuk anak-anak sekitar wilayah operasional tambang, pengembangan infrastruktur sosial ekonomi termasuk tumbuhnya UMKM dan ketrampilan yang sangat membantu masyarakat.

Berikutnya, sinergi program pelestarian alam terutama dari lahan bekas tambang, termasuk pemanfaatan limbah dalam konteks ekonomi sirkular, hingga memanfaatkan fungsi alam dengan sebaik-baiknya untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan bersama. Serta, potensi pariwisata dan kearifan lokal melalui keindahan alam dan budaya yang melekat di masing-masing daerah.

Inovasi program TJSL dari Grup MIND ID harus bersinergi dan terintegrasi. Dikelola secara baik untuk menciptakan harmonisasi dan memberikan manfaat Grup MIND ID melaksanakan strategi pengembangan masyarakat melalui pendekatan klaster agar fokus sesuai dengan kebutuhan. Saat ini, Grup MIND ID membagi UMKM berdasarkan klister, agar lebih fokus pada pengembangannya. Mulai dari klaster perdagangan, klaster jasa, klaster industri, klaster pertanian, klaster peternakan dan perikanan, hingga klaster perkebunan.

“Kami memberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk, serta akses penjualan baik melalui sentra bisnis lokal maupun marketplace secara digital,” ungkap Dany

Dany menjelaskan, Grup MIND ID hingga tahun 2021 telah mengelola sebanyak lebih dari 6.500 mitra binaan dan 501 diantaranya telah berhasil naik kelas. Sedangkan pada tahun 2022, Grup MIND ID juga menargetkan sebanyak 325 mitra binaan berikutnya untuk bisa
naik kelas.

Holding Industri Pertambangan resmi dibentuk pada 27 November 2017 dengan menggunakan PT Indonesia Asahan Aluminimum (Persero) sebagai induk perusahaan yang memiliki mayoritas saham pada empat perusahaan industri tambang terbesar di Indonesia yaitu PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk dan PT Freeport Indonesia.
Pada 17 Agustus 2019, Holding Industri Pertambangan bertransformasi menjadi MIND ID (Mining Industry Indonesia) untuk membedakan fungsi Inalum sebagai holding dan sebagai operasional.

“Grup MIND ID membuktikan bahwa
Tanggung Jawab Sosial Lingkungan yang dikerjakan tepat sasaran dan menjawab tantangan yang dihadapi masyarakat serta isu-isu sekitar operasional tambang,” kata Dony Monardo.(RA)