JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong skema pendanaan melalui sektor perbankan dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur smart grid.

Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan untuk mengakselerasi pengembangan smart grid harus memahami prinsip, teknologi, dan regulasi. “Termasuk bagaimana sektor perbankan dapat mendorong pengembangan smart grid,” kata Rida dalam webinar Investment in Smart Grid kerja sama Kementerian ESDM dengan International Energy Agency (IEA) di Jakarta, Selasa (23/2).

Menurut Rida, smart grid merupakan teknologi yang termasuk relatif baru bagi Indonesia. Teknologi tersebut akan meningkatkan keandalan dan mampu menciptakan keandalan dan efisiensi di pembangkit, transmisi dan distribusi. “Ini juga bisa membantu mempercepat proses elektrifikasi,” tukas dia.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024, pemerintah telah memasukkan pembangunan smart grid ke dalam draft Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN yang saat ini sedang dalam tahap finalisasi. “Kami menargetkan akan membangun lima smart grid setiap tahun hingga akhir 2024,” ungkap Rida.

Pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang ESDM sebagai produk turunan hukum dari UU Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja. “Salah satu amanat Perpres menyebutkan Pemda seharusnya menyediakan anggaran serta dapat memanfaatkannya untuk pembangunan smart grid agar mempercepat pencapaian rasio elektrifikasi di daerahnya masing-masing,” kata Rida.

Demi kelancaran proses pembangunan, Rida berharap adanya sinergi antara pembuat kebijakan, yakni pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, pemilik teknologi, perbankan, dan akademisi untuk mengintegrasikan teknologi smart grid dengan kurikulum pendidikan guna mendukung riset.

Kehadiran smart grid memungkinkan adanya partisipasi pelanggan dalam penyediaan tenaga listrik berbasis sumber energi setempat. Smart grid merupakan jaringan listrik pintar yang mampu mengintegrasikan aksi-aksi atau kegiatan dari semua pengguna, mulai dari pembangkit sampai ke konsumen dengan tujuan agar efisien, berkelanjutan, ekonomis dan pasokan listrik yang aman

Dengan smart grid juga pemerintah bisa memperluas akses listrik ke seluruh pelosok Indonesia dengan mengedepankan prinsip ketersediaan (availability), keandalan (reliability), and keterjangkauan (affordability). Hal ini tercermin dalam capaian rasio elektrifikasi yang sudah mencapai 99,20% di akhir tahun 2020. “Ini sebuah lompatan besar dalam kurun waktu 20 tahun. Tahun 2000, rasio elektrifikasi kita hanya sebesar 53%,” kata Rida.

Smart grid dapat mengurangi susut (losses) pada jaringan distribusi serta dapat digunakan sebagai langkah dalam pengembangan distributed generation. “Manfaat lainnya adalah meningkatkan integrasi energi terbarukan dalam skala yang besar dan mampu menurunkan tarif listrik dengan mengendalikan beban puncak listrik,” kata Rida.(RI)