JAKARTA – Blok Rokan dibawah pengelolaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) akan menjadi andalan utama dalam mengejar target produksi minyak satu juta barel per hari (bph) pada 2030. Meskipun sudah berumur tua, nyatanya Blok Rokan masih berperan penting karena diharapkan berkontribusi hampir setengah dari target yang dicanangkan.

Taslim Z Yunus, Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengatakan jika tidak ada halangan berarti dan setiap program kerja mampu berjalan sesuai rencana maka kontribusi Blok Rokan terhadap target satu juta bph bisa mencapai 40%.

“Pada 2030 diharapkan produksi Blok Rokan bisa 400 ribu bph. berati 40% dari satu juta bph. Kami harapkan proyek-proyek yang diusulkan Pertamina terlaksana dan tidak ada hambatan dari sisi perizinan,” kata Taslim disela diskusi di CNBC TV Indonesia, Kamis (12/8).

Taslim mengatakan, untuk strategi jangka pendeknya PHR akan memetekan potensi dari produksi yang sekarang rata-rata 160 ribuan bph. Kemudian proses transisi berjalan dengan mulus. Untuk strategi jangka menengah peningkatan produski di Blok Rokan secara signifikan melalui Enhanced Oil Recovery (EOR) yang diharapkan mulai berjalan pada 2024.

“Selain itu kami melihat monetisasi potensi reservoir formasi di Telisa. Ini yang selama ini belum diekploitasi oleh Chevron,” ungkap Taslim.

PHR juga akan didorong fokus pada water flod dan steam fload. Kemudian kami harapkan pada 2022-2025 juga sudah disetujui Plan of Development (PoD) atau rencana pengembangan chemcial EOR di Minas.

“Disamping itu kita harapkan optimasi penggunaan dana komitmen kerja pasti untuk meningkatkan cadangan baru,” ujarnya.

Untuk strategi jangka panjangnya adalah PHR akan melakukan pengembangan secara full scale untuk lapangan selain Minas. “Kami juga menonetisasi potensi undevelop,” tukasnya.

Menurut Taslim, tahun depan kegiatan di Blok Rokan akan dilakukan secara masif jauh meningkat dibanding yang sudah dilakukan Chevron maupun Pertamina pada masa transisi di tahun ini. “Tahun depan 500 sumur dibor. ini suatu hal yang sangat signfikan. Kemudian tahun berikutnya tergantung dari hasil evaluasi beberapa lapangan yang sudah tadi saya sampaikan,” kata Taslim.

Tutuka Ariadji, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan selain pengembangan lapangan minyak konvensional, Blok Rokan memiliki potensi yang menarik untuk lapangan minyak nonkonvensional yang belum digarap secara maksimal. “Yang kita tunggu agar PHR bisa mengeksploitasi unconventional minyak di Blok Rokan. dan juga dengan EOR bisa nambah cadangan lagi,” kata Tutuka.(RI)