WASHINGTON – Pemerintah Indonesia tidak mau menunggu lama memberikan perpanjangan kontrak 20 tahun kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) padahal perusahaan asal Amerika Serikat itu baru saja mendapatkan perpanjangan kontrak pada 2021 lalu hingga 2041. Jika tidak ada halangan maka Freeport akan mendapatkan perpanjangan kontrak 20 tahun lagi atau hingga tahun 2061.

Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, menyatakan Freeport memang berminat untuk memperpanjang kontraknya, namun syaratnya adalah kembali melepas 10% sahamnya kepada Indonesia proses pembahasan itu sendiri diklaim telah memasuki babak akhir.

“Saya senang mendengar pembahasan penambahan 10 persen saham Freeport di Indonesia dan perpanjangan izin tambang selama 20 tahun telah capai tahap akhir,” ungkap Presiden Jokowi dalam keterangannya, Selasa (14/11).

Rombongan presiden sendiri sejak Senin sudah berada di Amerika Serikat dalam rangka pertemuan bilateral dengan presiden Joe Bidden. Jokowi kemudian bertemu dengan jajaran manajemen Freeport Mcmoran, induk dari PTFI di Amerikat Serikat.

Presiden Jokowi pun berharap agar hal tersebut dapat diselesaikan pada akhir November tahun ini. “Selesai di akhir bulan ini,” kata Jokowi.

Sementara itu, Erick Thohir, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim, menjelaskan saat ini hubungan antara Indonesia dengan Amerika Serikat terus meningkat, utamanya dalam bidang perdagangan.

“Kalau kita lihat apalagi surplus perdagangan kita dengan Amerika sudah mencapai hampir US$16 miliar, dan pertumbuhannya beberapa tahun terakhir cepat. Investasi Amerika di Indonesia itu sudah nomor empat sekarang, yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Erick.

Erick menyebut bahwa hal tersebut yang mendasari Presiden Jokowi untuk terus mendorong investasi Amerika Serikat di Indonesia, salah satunya dari Freeport McMoRan. “Yang kebetulan kita BUMN sudah menguasai 51%, kata Erick.

Lebih lanjut Erick mengungkapkan bahwa dalam pertemuan antara Presiden Jokowi bersama CEO Freeport McMoRan tersebut dibahas juga mengenai hilirisasi yang dilakukan oleh Freeport. Erick menyebut bahwa saat ini Freeport sudah tidak hanya melakukan kegiatan penambangan emas dan tembaga saja, melainkan telah membangun smelter untuk mengolahnya.

“Ini investasi yang memang kita hilirisasi, yang tadinya hanya murni pertambangan emas dan cooper, sekarang sudah mulai diturunkan menjadi industrialisasinya dengan membuka smelter yang di Surabaya,” ungkap dia.

Erick pun mengungkapkan bahwa dalam pertemuan pihak Freeport pun tampak menunjukkan komitmennya untuk membangun smelter lainnya di lokasi lain di Indonesia, di antaranya di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.

“Tidak hanya di Gresik Freeport punya komitmen membangun juga smelter di Fakfak—di Papua,” ucap Erick.

Erick pun menilai sejumlah hal yang disampaikan dan dibahas dalam pertemuan tersebut sangat baik guna meningkatkan investasi yang akan berdampak kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

“Hal-hal ini yang tadi disampaikan sangat positif untuk terus kita meningkatkan investasi dari pada—dari luar negeri untuk membuka lapangan kerja di Indonesia sendiri seperti yang dicita-citakan Presiden,” kata Erick.