JAKARTA – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengukuhkan Teuku Mohamad Faisal sebagai kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA).

Arifin Tasrif, Menteri ESDM berharap BPMA bisa mendorong peningkatan produksi migas para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang beroperasi di wilayah Aceh.

Ia pun meyakini wilayah Aceh masing memiliki potensi migas yang cukup besar untk bisa dikembangkan.

“Arahannya supaya bisa bagaimana mengelola migas di aceh dengan seoptimal mungkin sebaik mungkin,” kata Arifin disela pelantikan di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (25/11).

Ada enam blok migas yang berada di wilayah ujung barat Indonesia ini diantaranya blok Andaman III, South Blok A, East Seruway, Lhokseumawe dan W. Glagah Kambuna; 5 WK ekplorasi, yaitu Area A Noth Sumatera, Krueng Mane, North Sumatera B Block, NSO, Pase dan Pertamina EP. Satu lagi, WK terminasi Seruway yang sedang dikelola oleh SEOL.

Menurut Arifin, Kepala BPMA bisa berkoordinasi dengan stakeholder terkait terutama dalam hal mengatur masa peralihan kewenangan pengelolaan KKKS di Aceh.

“Diharapkan dapat meningkatkan koordinasi antara Pemerintah Pusat dengan Daerah dan para stakeholder terkait untuk meningkatkan tata kelola migas Aceh,” ungkapnya.

Selain melantik Kepala BPMA, Arifin juga menunjuk Sujatmiko menjadi Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu bara Kementerian ESDM. Arifin meminta pejabat baru untuk segera melakukan penataan perusahaan tambang batubara, terutama terkait perizinan dan kewajiban perusahaan untuk kebutuhan dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO), serta mendorong pemanfaatan batubara melalui inovasi.

“Kepada Saudara Sujatmiko, saya tugaskan agar segera melakukan penataan kembali perusahaan tambang batubara, terutama terkait dengan perizinan dan kewajiban DMO untuk kebutuhan dalam negeri,” jelas Arifin.

Menurut Arifin, perusahaan produsen batu bara harus bisa berkembang dan segera mengimplementasikan hilirisasi batu bara. “Saya juga berharap agar pemanfaatan batubara dalam negeri terus didorong melalui berbagai inovasi, salah satunya pemanfaatan batubara sebagai bahan bakar gas alternatif selain LPG atau Dimethyl Ether (DME),” kata Arifin.(RI)