JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan ikut serta dalam upaya untuk menurunkan defisit neraca perdagangan Indonesia. Ini wajar lantaran penyumbang defisit yang besar selama ini adalah akibat adanya impor minyak, baik minyak mentah atau produknya serta impor LPG. Jadi sudah barang tentu perseroan berperan dalam menurunkan impor tersebut.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina,  mengungkapkan strategi yang ditempuh perusahaan untuk ikut membantu pemerintah adalah menurunkan impor minyak dan LPG yang membebani keuangan negara.

“Jadi secara bertahap fosil akan menurun. Sehingga target pemerintah ke depan bagaimana membangunan EBT untuk mengisi gap,” kata Nicke disela diskusi virtual, Selasa (22/12).

Nicke mengatakan dalam konteks pemenuhan BBM, ada program mandatori biodiesel, ini salah satu yang akan Pertamina kembangkan ke depan sehingga bisa mengoptimalkan sawit yang berlimpah. Pertamina juga siap untuk melanjutkan program B30 menjadi B40.

Selain itu, juga ada program biogasolilne yang saat ini katalisnya juga sudah bisa diproduksi di dalam negeri.

“Setelah biodiesel, tahun depan kami akan masuk B40. Kami akan masuk biogasoline,  sehingga akan masuk ke sana dengan mencampur etanol dan metahonol dari batu bara. Ini lah yang akan menjadi pemenuhan gap yang ada,” ungkap Nicke.

Belum lagi dengan sumber daya nikel. Pertamina juga akan berperan dalam pengembangan industri hilirisasi nikel. Saat ini Pertamina sudah tergabung dalam konsorsium hilirisasi nikel untuk memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik bersama dengan PT Aneka Tambang Tbk dan PT PLN (Persero).

“Kita ada cadangan nikel yang besar maka pemerintah mendorong penetrasi dari electric vehicle baterai,” ujar Nicke.

Kemudian untuk menurunkan impor LPG salah satu strateginya yang kini sudah dijalankan adalah dengan mengembangkan hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai alternatif LPG. Pertamina juga sudah ambil bagian dalam proyek ini bekerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk dan Air Product.

Selain itu melalui subholding gas, Pertamina juga menggenjot pembangunan jaringan gas rumah tangga (jargas) jadi masyarakat punya pilihan entah itu kompor listrik, DME ataupun bisa menggunakan jargas.

“Dari sisi gas kita punya batu bara melimpah jadi LPG di convert dengan DME. Jarrgas akan kami bangun untuk menambah jargas yang sekitar 500.000 Sambungan Rumah Tangga (SR) akan kita tingkatkan sampai 2024 3 Juta SR,” kata dia.

Nicke menegaskan bahwa Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini harus menjalankan amanah untuk memastikan ketahanan energi. Apalagi kalau dilihat kontribusi hulu migas Pertamina hari ini berkontribusi 40% tahun depan meningkat 60% .

“Maka investasi pertamina akan disesuaikan dengan grand strategy,” kata Nicke.(RI)