JAKARTA –  PT Indonesia Power, anak usaha PT PLN (Perseo) melakukan kembali uji coba co-firing dengan pellet biomass. Ini merupakan uji coba kedua setelah sebelumnya pernah juga dilakukan pada Desember 2019 di PLTU Jeranjang. Indonesia Power launching co-firing di PLTU Banten 3 Lontar dan akan dilanjutkan di lima PLTU lainnya secara berturut yaitu, PLTU Suralaya, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Adipala, PLTU Suralaya 8, dan PLTU Labuan.

Ahsin Sidqi, Direktur Utama Indonesia Power, mengatakan co-firing adalah metode substitusi sebagian batubara dengan bahan bakar yang berasal dari renewable energy pada rasio tertentu dengan tetap memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai kebutuhan. Adapun bahan bakar substitusi yang digunakan adalah pellet SRF (Solid Recovered Fuel) atau RDF (Refused Derived Fuel). Kedua jenis pellet tersebut dihasilkan dari pengolahan limbah domestik maupun limbah komersial yang keduanya bisa digunakan untuk co-firing pada PLTU tipe stoker, Circulating Fluidizing Bed (CFB), maupun pulverized coal (PC) boiler. Selain itu, pellet dapat pula digunakan untuk gasifier.

“Solusi energi kedepan ialah waste to energy. Kami berterima kasih kepada para penggagas terdahulu yang telah gigih memperjuangakan sebelumnya. Ini adalah people power of energy, karena yang terlibat di dalamnya sangat banyak. Saya yakin target penerintah pada 2025 dapat tercapai,” kata Ahsin, Selasa (18/8).

Ikhsan Asaad, Direktur Mega Project PLN berharap ke depannya, program co-firing bisa segera masuk ke tahap komersial. “Dan ada beberapa hal yang perlu kami bicarakan kedepannya. Koordinasi yang baik dengan stakeholder terkait isu yang ada saat ini sudah bisa kita selesaikan,” ujar Ikhsan.

Sripeni Inten Cahyani, Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan, mengatakan kerja sama dengan berbagai sektor tetap diperlukan agar program co-firing ini bisa terus berjalan. ““Yang pasti pertama aspresiasi dan selamat kepada IP yg telah menerapkan program co-firing melanjutkan langkah langkah sebelumnya. Dari ESDM mendorong dan mendukung dengan kebijakan-kebijakan agar program ini akan berjalan dengan baik. Selanjutnya selain tantangan, komukasi dan kolaborasi harus lebih di perkuat lagi agar PLTU ini sudah siap untuk mendukung program pemerintah,” kata Sripeni.(RI)