JAKARTA – PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITM/ITMG), perusahaan energi Indonesia yang telah menjangkau pasar global, pada kuartal pertama 2023 mencatat penjualan bersih sebesar US$686 juta atau meningkat 7% lebih dari periode sama tahun 2022. Peningkatan penjualan didorong rata-rata harga jual batubara sebesar US$151 per ton sepanjang tiga bulan pertama 2023.

Sedangkan laba bersih tercatat sebesar US$183 juta, turun 14% dari US$213 juta di kurun waktu yang sama tahun lalu. Marjin laba kotor yang dibukukan pada kuartal pertama tahun ini sebesar 39%, dengan perolehan EBITDA sebesar US$239 juta.

“Perusahaan terus menerapkan manajemen kas yang bijak, sehingga berhasil mempertahankan neraca yang solid.
Hingga akhir Maret 2023, total aset Perusahaan tercatat sebesar US$2,8 miliar dengan total ekuitas sebesar US$1,7 miliar. Perusahaan juga memiliki posisi kas dan setara kas yang solid sebesar US$1,5 miliar,” ungkap Direktur Utama Indo Tambangraya Megah, Mulianto, dalam keterangan tertulis, Rabu(17/5/2023).

Sepanjang kuartal pertama 2023, Perusahaan memproduksi batubara sesuai target 3,8 juta ton di tengah
curah hujan yang tinggi pada awal tahun. Sementara itu, total volume penjualan tercapai sebanyak 4,5 juta ton, yang dipasarkan ke Tiongkok (1,4 juta ton), Indonesia (1,0 juta ton), Jepang (0,6 juta ton), Filipina (0,4 juta ton), Bangladesh (0,4 juta ton), dan negara-negara lain di Asia Timur, Asia Tenggara, dan Eropa.

Untuk tahun 2023, Perusahaan menargetkan total volume produksi antara 16,6-17,0 juta ton dengan total volume penjualan sebesar 21,5-22,2 juta ton. Dari target volume penjualan tersebut, sebanyak 37% harga jualnya telah ditetapkan, 41% mengacu pada indeks harga batubara, sedangkan sisanya sebanyak 22% belum terjual.

Mulianto menekankan bahwa ITM berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang baik dan bertanggung jawab, di samping pula melakukan upaya maksimal guna bertahan menghadapi tantangan agar tumbuh berkelanjutan.

Pada kuartal pertama 2023, pembangunan PLTS PV Bunyut berkapasitas 2 MWp telah tuntas, sehingga telah aktif memasok energi bagi kebutuhan operasional pelabuhan di Gugus Melak.
ITM juga telah menyerahkan 3.645 hektar daerah aliran sungai (DAS) yang telah direhabilitasi kepada Pemerintah, sehingga sampai akhir Maret 2023, total
kewajiban yang telah dipenuhi adalah seluas 23.701 hektare.

“ITM juga telah menerima penghargaan sebagai mitra pemerintah dalam Pengembangan Persemaian Mentawir dari Menteri Lingkungan Hidup karena ikut serta dalam upaya menghijaukan ibu kota negara yang baru. Di samping itu, ITM juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Tenaga Kerja untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja setempat dengan menyelenggarakan program pelatihan dan sertifikasi,” kata Mulianto.

Mulianto menjelaskan bahwa program tersebut dapat membantu pekerja lokal meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja agar lebih terampil dan kompetitif.

Lebih lanjut Mulianto menyanpaikan sebagai perusahaan yang berkomitmen untuk tumbuh berkelanjutan, ITM terus berupaya mengelola tantangan di
2023 dengan serangkaian prakarsa strategis.

Pertama, memusatkan perhatian pada ketahanan finansial dengan menanggapi secara gesit perubahan ekonomi dan
pasar guna mengoptimalkan profitabilitas. Hal ini mencakup
optimalisasi faktor-faktor yang menentukan pendapatan serta manajemen biaya yang efisien, sehingga Perusahaan
tetap kuat secara finansial di tengah tantangan yang mungkin muncul.

Prakarsa strategis kedua, melakukan peningkatan pertambangan melalui ekspansi dan diversifikasi yang adaptif. Dalam hal ini, Perusahaan dapat meningkatkan pendapatan dari bisnis
pertambangan dengan meningkatkan cadangan potensial melalui eksplorasi dan pembaharuan asumsi ekonomi ataupun menjajaki penambangan bawah tanah dan proyek gasifikasi batubara bawah tanah guna membuka potensi sumber daya yang ada. ITM juga memiliki berbagai opsi
strategis guna menciptakan pendapatan baru, termasuk produksi melalui operasi tambang baru seperti PT Graha Panca Karsa (GPK), PT Nusa Persada Resources (NPR), dan PT Tepian Indah Sukses (TIS), yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi.

Mulianto menekankan Indo Tambangraya Megah juga senantiasa meningkatkan nilai dari bisnis pertambangan, misalnya melalui penciptaan bisnis pelabuhan dan logistik ataupun ekspansi bisnis ke komoditas strategis mineral clean tech.
“Terakhir, menjadikan ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola) sebagai fokus. Perusahaan berkomitmen untuk beroperasi secara berkelanjutan dan bertanggung jawab, menerapkan prakarsa dekarbonisasi dan mengkaji peluang bisnis baru yang ramah lingkungan. Prakarsa ini merupakan
cermin komitmen Perusahaan dalam
menciptakan perubahan positif dan berkelanjutan dalam beroperasi,” kata Mulianto.(RA)