JAKARTA – Pemerintah memastikan akan memberi dukungan tambahan kepada PT Pertamina (Persero) untuk menjalankan penugasan mandatori biodiesel 35% atau B35.

Dadan Kusdiana, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan nantinya dukungan tersebut akan dimasukkan langsung melalui jalur subsidi yang memang diberikan oleh Pemerintah.

“Nanti langsung sekaligus, kan itu JBT, Jenis BBM Tertentu, yang disubsidi,” kata Dadan kepada Dunia Energi saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (23/6).

Menurut dia pemerintah sebentar lagi bakal menerbitkan regulasi baru sebagai payung hukum implementasi dukungan tersebut. ” Nanti sebentar lagi terbit, nanti Kepmen (Keputusan Menteri),” ujar Dadan.

Untuk program B35 di tahun 2023, pemerintah menargetkan penyaluran biodiesel sebesar lebih dari 13,15 juta kiloliter (KL) dengan proyeksi pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sekitar 34,9 juta ton CO2e.

Namun demikian Pertamina memang pernah mengeluhkan bahwa program B35 menimbulkan beban baru bagi perusahaan.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina saat rapat dengan parlemen Februari lalu pernah membeberkan kapasitas dan infrastruktur Pertamina yang ada sebenarnya baru bisa memenuhi kebutuhan program B30.

“Kapasitas saat ini memang hanya mencukupi maksimal sampai 30% saja. Ketika akan ditambah 35% dan next 40%, tentu kita memerlukan tambahan storage, pipanya juga diperbesar, intinya ada infrastruktur tambahan yang kita bangun,” kata Nicke disela rapat dengan Komisi VII DPR RI (7/2).

Tambahan biaya yang harus ditanggung Pertamina cukup besar untuk memblending dan menyimpan Fame dengan solar. Selama ini dalam program mandatori biodiesel Pertamina kata Nicke tidak mendapatkan insentif atau kompensasi seperti badan usaha yang memproduksi Fame. PPN harus menanggung biaya tambahan Rp110 per liter untuk jalankan program B35.

“Ketika ada selisih harga antara harga fame dan harga solar, gapnya dibayarkan oleh BPDPKS. Pertamina membeli fame itu seharga maksimum sama dengan harga solar, mekanismenya. Selama ini ongkos blendingnya itu, kita nggak dapat apa apa,” ungkap Nicke. (RI)