JAKARTA – Produksi minyak PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) hingga kuartal III 2019 mencapai 83.695 barel per hari (bph) atau diatas target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 81.500 bph. Serta sekitar 98,4% dari target yang dicanangkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 yakni sebesar 85 ribu bph.

Untuk produksi gas baru mencapai 923 juta kaki kubik per haru (mmscfd) atau 95,6% dari target yang ditetapkan sebesar 965 mmscfd.

Nanang Abdul Manaf, Direktur Utama Pertamina EP, mengatakan potensi peningkatan produksi Pertamina EP masih terbuka melalui beberapa proyek pengeboran sumur produksi di beberapa wilayah produksi Pertamina EP. Hingga akhir 2019 perusahaan masih akan mengerjakan pengeboran 34 sumur.

“Dari sisa program pemboran yang masih ada 34 sumur lagi dan kegiatan work over serta well intervention. Terutama di Lapangan Sukowati, Bunyu, Jatiasri dan Akasia Bagus di Jawa Barat,” kata Nanang kepada Dunia Energi, Jumat (11/10).

Menurut Nanang, untuk bisa mengejar target maka Pertamina EP akan mempercepat eksekusi program kerja yang langsung ke peningkatan produksi. Untuk mendukung strategi itu perusahaan juga harus cermat dalam penggunaan teknologi.

“Teknologi tentu saja yang sesuai dengan kebutuhan saat ini,” ujarnya.

Sementara dari sisi investasi, hingga Agustus lalu realisasi investasi yang sudah digelontorkan Pertamina EP sudah mencapai US$349 juta dari target US$669 juta.

Pertamina EP menjadi salah satu andalan Pertamina bersama dengan anak usaha Pertamina lainnya seperti Pertamina Hulu Energi (PHE) atau para anak usaha Pertamina Hulu Indonesia (PHI) seperti Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) maupun Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) untuk mengejar target produksi korporat.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) beberapa waktu lalu bahkan memanggil khusus Dharmawan H Samsu Direktur Hulu Pertamina untuk membahas rencana Pertamina dalam meningkatkan produksinya.

“Kami melihat ada potensi di Pertamina yang bisa dieksekusi untuk bisa meningkatkan produksinya. Ada di Pertamina EP, PHE juga,” ujarnya.

Dharmawan mengatakan sektor hulu Pertamina sampai saat ini masih menjadi andalan korporat untuk bisa mengeruk pendapatan. Rata-rata revenue yang disumbangkan sektor hulu sampai sekarang bisa mencapai US$10 miliar. “Revenue generator ini harus dijaga sebaiknya,” kata Dharmawan.(RI)