JAKARTA – PT PLN (Persero) mencatat  pertumbuhan penjualan listrik sebesar 5% pada lima bulan pertama 2018, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu.

Syofvi Roekman, Direktur Perencanaan PLN, mengungkapkan‎ pertumbuhan penjualan listrik dibanding tahun lalu jauh lebih baik, karena dalam periode yang sama tidak sampai 5%. Bahkan pada Mei 2018, pertumbuhan penjualan listrik mencapai 7%.

“Mei to Mei 7%, untuk Januari sampai Mei 5%. Pada tahun lalu sekitar 3% (pertumbuhan penjualan),” kata Syofvi usai rapat tertutup PLN dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Kamis (5/7).

Syofvi menambahkan, idealnya pertumbuhan penjualan listrik bisa mencapai 10%, tapi jika tidak tercapai juga tidak menjadi masalah besar. Poin utama yang harus diperhatikan adalah ada perbedaan menuju ke lebih baik dari tahun sebelumnya. “Yang penting pertumbuhan,” ungkap Syofvi.

Sarwono, Direktur Keuangan PLN, mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan menjadi pendorong pertumbuhan penjualan dan konsumsi listrik adalah program promosi yang dilakukan perusahaan, yakni diskon penambahan daya listrik.

“Yang waktu beban rendah kami kasih diskon, tambah daya, kemudian golongan sosial ibadah. Ini kan waktunya sangat pendek yang jelaa postif sekali,” ungkap dia.

Menurut Sarwono, strategi promosi bukanlah barang baru hanya saja baru bisa dirasakan manfaatnya. Seiring peningkatan pertumbuhan penjualan listrik sepanjang 2018 menandakan kondisi konsumsi masyarakat membaik dan pertumbuhan sektor industri mengalami kenaikan.

“Artinya masyarakat sudah mulai banyak menggunakan dan ndustri tumbuh bagus,” ungkap Sarwono.

‎Positifnya pertumbuhan listrik sedikit banyak terpengaruh oleh kebijakan pemerintah yang berkomitmen tidak ada kenaikan tarif listrik disemua golongan hingga akhir 2019. Dengan stabilnya harga, maka konsumsi listrik masyarakat akan ikut terjaga stabilitasnya.

Pertumbuhan listrik juga dipastikan akan terjadi seiring dengan berbagai program peningkatan rasio elektrifikasi. Data Kementerian ESDM menunjukkan, hingga April elektrifikasi  sudah mencapai 96,63%. Pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi bisa mencapai 99% pada 2019.(RI)