CHICAGO- Harga emas turun pada akhir perdagangan Senin atau Selasa (25/8) saat sentimen positif investor muncur ketika optimisme dari otorisasi regulator kesehatan Amerika Serikat terhadap pengobatan COVID-19 mengangkat saham-saham di Wall Street ke rekor tertinggi.

Reuters melaporkan, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember 020 di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun US$7,8 atau 0,4% menjadi ditutup pada US$1.939,2 per ounce.

Harga emas berjangka naik tipis US$0,5 atau 0,03% menjadi US$1.947 pada Jumat (21/8), setelah jatuh US$23,8 atau 1,21% menjadi US$1.946,50 pada Kamis (20/8) dan anjlok US$42,8 atau 2,13% menjadi US$1.970,30 pada Rabu (19/8).
Menurut Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures di Chicago, emas baru saja berkonsolidasi dengan indeks saham pada rekor tertinggi. “Ini (emas) benar-benar membutuhkan katalis yang lebih besar, membutuhkan stimulus fiskal tambahan, perlu peningkatan inflasi, untuk benar-benar bergerak,” katannya.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menyetujui penggunaan darurat plasma darah pada pasien Covid-19 dan berdasarkan laporan pemerintah Trump dapat mempercepat kandidat vaksin.

Sementara itu, pembicaraan antara Partai Demokrat dan Republik tentang undang-undang bantuan virus corona tetap macet.

“Sementara pengembangan vaksin Covid-19 dan peningkatan data ekonomi menghadirkan hambatan jangka pendek bagi emas, suku bunga rendah dan negatif, dolar AS yang lebih lemah, dan ekspektasi stimulus lebih lanjut menjaga keseimbangan risiko pada sisi positif,” kata Suki Cooper, analis Standard Chartered, dalam sebuah catatan.

Bank-bank sentral di seluruh dunia telah meluncurkan langkah-langkah stimulus besar-besaran untuk meringankan kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, tetapi itu juga mendorong kemungkinan peningkatan inflasi.

Para investor tengah menati pidato Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell di simposium tahunan bank di Jackson Hole, Wyoming, Kamis (27/8). Investor akan melihat agresivitas The Fed berusaha menangani pemulihan jangka panjang dari pandemi. (RA)