JAKARTA – Peningkatan kebutuhan gas di dalam negeri dipastikan terjadi dan sudah mulai terasa dampaknya sekarang. Apalagi gas punya peran kunci dalam pemenuhan kebutuhan energi di era transisi energi. Itu berarti diperlukan adanya kepastikan suplai dari sumber-sumber produksi gas nasional.

Rosa Permata Sari, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, mengungkapkan hingga tahun 2027 sudah terlihat adanya peningkatan kebutuhan gas. Namun hingga kini masih belum terlihat sumber pasokannya.

“Kita melihat demand suplai hari ini gap memang sudah terbentuk, suplai kita membutuhkan another support tambahan sebelum new discovery seperti Mubadala, Masela ada dalam bentuk LNG. Kebutuhan sudah ada di 2024 meningkat sampai 4 tahun ke depan diperkirakan sekitar 200 MMscfd,” kata Rosa ditemui disela pelaksanaan IPA Convex 2024, (15/5).

Wacana untuk impor LNG menurut Rosa merupakan opsi yang memang bisa dikaji. Karena bagaimanapun kebutuhan akan gas tidak bisa dihentikan. Namun demikian PGN kata dia masih menunggu arahan dari pemerintah. “Harus impor kah atau bagaimana kita tentu koordinasi dng SKK Migas dan Kementerian ESDM. Harapannya tentu dari domestik, tapi jika sudah nggak ada reserve pemerintah yang akan berikan lampu go or no go untuk kita mulai gunakan konsep impor dalam LNG,” jelas Rosa.

Sambil menunggu keputusan pemerintah, PGN kata Rosa terus menggenjot penambahan infrastruktur gas. “Walaupun dalam kondisi kita memiliki tekanan harga dan lainnya, bagi kita full commited integrate infrastruktur, kita dalam pemahaman yang sama ingin berikan logistic cost yang murah ingin menaikan utilisasi gas bumi, kita lihat dalam transisi, role gas bumi dibutuhkan di sana,” jelas Rosa.

Beberapa proyek ruas pipa yang jadi fokus dan diharapkan bisa segera terealisasi pembangunannya. Di sumatera diharapkan bisa segera dieksekusi pembangunan pipa transmisi ruas Dumai – Sei Mangkei. Lalu di jawa ada pembangunan transmisi ruas Cirebon – Semarang fase 2. PGN sendiri berniat untuk melakukan kembali memanfaatkan fasilitas LNG di Arun karena letaknya dekat dengan temuan gas di Andaman II dan South Andaman.

Sebelumnya, proyeksi kekurangan suplai gas juga disuarakan oleh PLN. Dalam data PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI). Tahun ini saja PLN sudah alami peningkatan kebutuhan LNG dan masih mencari kepastian sekitar 6 kargo LNG. Kebutuhan akan terus meningkat apalagi pada tahun 2026 nanti proyek gasifikasi PLN bakal mulai berjalan dan diperkirakan membutuhkan 18 kargo LNG per tahun untuk suplai kebutuhan gas bagi pembangkit listriknya. Bahkan PLN EPI telah terlebih dulu mengajukan ijin untuk melakukan impor.

Rakhmad Dewanto, Direktur Gas dan BBM PLN EPI, mengungkapkan meskipun sudah diajukan sejak tahun lalu, PLN EPI masih belum mendapatkan izin tersebut. Selain itu jika memang diberikan izin maka tidak serta merta PLN bakal langsung impor LNG.

Menurutnya ijin tersebut sifatnya hanya berjaga-jaga apabila memang pasokan gas domestik tidak mampu memenuhi kebutuhan PLN.

“Mekanisme pengajuan dari tahun lalu untuk tahun ini. kita minta paling tidak ada kuotanya dulu kalau ada domestik nggak apa-apa juga, kita nggak jadi impor. persiapan aja, jangan sampai nanti kalau tiba2 tidak ada kita harus jamin,” jelas Rakhmad. (RI)