JAKARTA – PT Ginting Jaya Energi mengincar pengadaan rig di Blok Rokan. Setelah blok tersebut resmi dioperasikan PT Pertamina (Persero) pada tahun 2021 mendatang diperkirakan 50 rig dibutuhkan untuk melakukan pengeboran di sana.

Jimmy Hidayat, Direktur Utama Ginting Jaya Energi menjelaskan dengan kebutuhan rig banyak Ginting Jaya paling tidak bisa memenuhi sebagaian rig di Rokan.

“Kira-kira 50 rig di Blok Rokan, nanti 10 sampai 12 rig dari kita,” kata Jimmy di Jakarta, Rabu (2/10).

Saat ini perusahaan mempuyai sembilan rig work over dan well services yang telah beroperasi di Pertamina EP. Sebagian rig tersebut beroperasi di Pertamina EP Asset 1 dan Pertamina EP 2 seperti Ramba Field, Lirik Field, dan Rantau Field. Lalu Prabumulih Field, Pendopo Field, dan Adera Field.

Jimmy mengatakan bisnis rig bukan bisnis baru bagi Ginting Jaya. Ginting sudah bertahun-tahun berperan dalam pengadaan dan pengoperasian rig di lapangan-lapangan migas milik Pertamina. Ginting pun berharap dapat melanjutkan kembali kerja sama dengan Pertamina di Blok Rokan.

Ginting Jaya Energi secara resmi melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).  Perusahaan menawarkan 750 juta saham atau sekitar 30,29 % dari modal yang dikeluarkan dan disetor perseroan dengan kisaran Rp375-Rp450 per saham

Sebagian dana hasil IPO tersebut rencananya akan diperuntukan untuk menambah kemampuan dalam pengadaan rig. Ginting menargetkan menambah tujuh rig sehingga jumlah rig menjadi 23 rig.

Hingga kini Pertamina masih belum bisa memulai pengeboran di Rokan. Padahal Pertamina menargetkan bisa mulai lakukan pengeboran pada 2020. Pertamina dan PT Chevron Pacifik Indonesia masih membahas skema bisnis yang akan diterapkan ketika transisi dilakukan.

Wahyu Budiarto, Senior Vice President Policy Government and Public Affairs Chevron Pacific Indonesia, menuturkan sampai sekarang pembicaraan masih dilakukan ada beberapa skema yang masih intensif dibicarakan. Sayangnya ia belum mau beberkan skema apa saja yang disiapkan para pihak.

“Kita dukung kok transisi, harapannya agar produksi terjaga, ada beberapa skema bisnis belum bisa disampaikan,” kata Wahyu.(RI)