NEW YORK – Harga minyak mentah terus menguat pada penutupan perdagangan Jumat atau Sabtu (16/2) pagi WIB karena pasar didukung oleh tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China dan pasokan energi yang semakin ketat.

Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, naik US$1,18 menjadi menetap pada US$55,59 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah Brent untuk pengiriman April, naik US$1,68 menjadi ditutup pada US$66,25 per barel di London ICE Futures Exchange.

Untuk minggu ini, harga patokan AS naik 5,4%, dan Brent naik sekitar 6,7%.

China dan Amerika Serikat mengadakan konsultasi ekonomi dan perdagangan tingkat tinggi putaran keenam di Beijing mulai Kamis (14/2) hingga Jumat (15/2).

Kedua pihak mencapai konsensus dasar tentang masalah-masalah utama dan melakukan diskusi khusus tentang nota kesepahaman masalah-masalah ekonomi dan perdagangan bilateral. Mereka sepakat bahwa konsultasi akan dilanjutkan di Washington minggu depan.

Kemajuan terbaru pada pembicaraan perdagangan AS-Tiongkok membantu meredakan kekhawatiran tentang permintaan energi, para ahli mencatat.

Sementara itu, sejumlah data terbaru yang menunjukkan penurunan lebih lanjut dari produksi global, juga mendukung harga minyak.

Pasokan global turun 1,4 juta barel per hari (bph) menjadi 99,7 juta bph pada Januari, kata laporan bulanan Badan Energi Internasional (IEA) pada Rabu, seperti dikutip Xinhua yang dilansir antaranews.com.

Sebuah laporan terpisah pada Selasa (12/2) menunjukkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) secara signifikan membatasi produksi minyak mentahnya. OPEC mengatakan bahwa produksi minyak mentah mereka turun 797.000 barel per hari pada Januari, menjadi rata-rata 30,81 juta barel per hari. (RA)