BANDUNG – Salah satu sumber energi terbarukan yang dapat menjadi beban dasar (base load) dalam sistem ketenagalistrikan di Indonesia saat ini adalah panas bumi karena bisa beroperasi selama 24 jam dan tidak terpengaruh kondisi. Selain memiliki capacity factor yang tinggi, yaitu di atas 95%, pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi juga ramah lingkungan karena rendah emisi dan lebih stabil terhadap pengaruh fkultuasi harga bahan bakar fosil.

Supriadinata Marza, Direktur Operasi dan HSSE PT Geo Dipa Energi (Persero), mengatakan pengembangan energi panas bumi sebagai salah satu sumber energi terbarukan menjadi sangat penting dalam menjamin ketahanan dan keamanan energi nasional. Untuk mendukung dan menjami ketahanan energi, panas bumi dapat diandalkan.

“PLTP (pembangkit listrik tenaga panas bumi) diharapkan menjadi salah satu prioritas dalam menggantikan energi fosil sekaligus pencapaian net zero emission (NZE) atau nol emisi karbon yang ditargetkan Pemerintah pada 2060,” ujar Supriadinata dalam kegiatan Media Visit di PLTP Patuha, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Sabtu (15/07/2023).

Menurut Supriadinata atau akrab disapa Rio, GeoDipa sebagai Special Mission Vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia, memiliki tugas untuk mengembangkan pengembangan PLTP di Dieng Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah dan PLTP Patuha di Kabupaten Bandung serta wilayah kerja penugasan lainnya. Di samping itu, GeoDipa juga memiliki tugas untuk mempercepat pertumbuhan pemanfaatan panas bumi di Indoensia.

“Kami sebagai SMV, diharapkan mampu mengurangi risiko pengusahaan di sektor hulu panas bumi. Ini yang menjadi salah satu tantangan pengembang atau badan usaha dalam melakukan pembangunan PLTP melalui derisking dan debottlenecking,” ujarnya.

Selain melakukan kunjungan ke PLTP, kegiatan juga dilakukan dengan trekking di sekitar wilayah GeoDipa Unit Patuha yang dimulai dari Kawah Putih, Kecamatan Ciwidey. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi antara perusahaan dan media serta memperlihatkan bisnis proses pengelolaan panas bumi dari hulu sampai ke hilir.

GeoDipa saat ini mengoperasikan PLTP di Dieng dan Patuha untuk unit 1 dengan masing-masing berkapasitas 60 MW installed capacity. Saat ini GeoDipa sedang melakukan pengembangan untuk unit 2 di Dieng dan Patuha dengan kapasitas masing-masing sebesar 60 MW. Selain itu, GeoDipa juga mendapat penugasan dari pemerintah untuk melakukan pengusahaan panas bumi di WKP Candi Umbul Telomoyo dengan potensi sebesar 54 MW dan WKP Arjuno Welirang dengan potensi sebesar 230 MW.

Posisi Indonesia yang berada di kawasan ring of fire menempatkannya sebagai negara dengan cadangan panas bumi 40% di dunia. Berdasarkan data Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), total potensi energi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 23,7 GW.

Ilen Kardani, General Manager GeoDipa Unit Patuha, menambahkan produksi listrik yang dihasilkan oleh PLTP lebih stabil. Hal ini disebabkan PLTP tidak terkendala dengan intermitensi. Panas bumi juga dikatakannya dapat beroperasi secara berkelanjutan serta mendukung pencapaian target nol emisi karbon.

Sementara itu, dalam kegiatan operasional PLTP di Patuha, Ilen mengatakan bahwa GeoDipa berkomitmen terhadap aspek Keamanan dan Keselamatan Kerja. Hal tersebut tercermin dari pencapaian kinerja K3LL, di mana GeoDipa Unit Patuha berhasil menerapkan system kerja operasional yang aman tanpa adanya kecelakaan kerja selama lebih dari 6,5 juta jam sejak 2014.

Pada 2022, GeoDipa Unit Patuha berhasil mendapatkan beberapa penghargaan di bidang K3LL, yaitu safe working hours selama 6.052.478 jam, PROPER Hijau, Subroto Award, Penilaian SMK3 PP50, Sertifikasi ISO 14001:2015, penghargaan Gubernur Jawa Barat P2K3 Kategori Platinum, dan penghargaan lainnya. (DR)