PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, belumn lamaberselang meraih kinerja dalam pengelolaan lingkungan (PROPER) yang positif dalam pemeringkatan periode 2015—2016 dengan diperolehnya tujuh proper emas dan 71 proper hijau. Unit usaha di bawah Pertamina mendominasi perolehan proper emas dari total 12 yang diberikan pemerintah pada tahun ini. Sedangkan untuk perolehan proper hijau unit usaha di bawah Pertamina meraih 71 penghargaan dari total 172 perusahaan.

Tujuh Proper Emas Pertamina masing-masing diperoleh Refinery Unit VI Balongan – Jawa Barat, PT Pertamian Hulu Energi West Madura Offshore (WMO) – Jawa Timur, Badak NGL – Kalimantan Timur, JOB Pertamina Talisman Jambi Merang – Jambi, PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau – NAD, Marketing Operation Region IV TBBM Rewulu – DIY, dan PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang – Jawa Barat.

Risna Resnawaty, pengamat CSR dari FISIP Universitas Padjadjaran, Bandung, mengatakan raihan tujuh Proper Emas oleh Pertamina cukup prestisius dan fantastis. Prestasi ini merupakan pengakuan hasil nyata dari green action yang diterapkan di unit usaha Pertamina.

“Ini menunjukkan Pertamina memiliki komitmen dan perhatian yang tinggi akan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasi perusahaan,” katanya.

Untuk mengetahui lebih jauh soal perspektif akademisi soal ini, berikut wawancara Dunia-Energi dengan Risna, yang juga Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad. Petikannya.

Sebanyak tujuh dari 12 Proper Emas yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun ini, tujuh di antaranya diraih oleh PT Pertamina (Persero) dan anak usaha. Apakah raihan tujuh Proper emas ini cerminan komitmen tinggi Pertamina untuk CSR dan amdal di wilayah operasi?

Prestasi Pertamina dalam meraih 7 proper emas tentu sangat membanggakan, hal ini merupakan cerminan komitmen yang tinggi dari pertamina untuk berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia. Sebuah proper emas dapat diraih apabila suatu perusahaan dapat memenuhi kriteria penilaian yang tidak mudah. Seperti misalnya dalam pelaksanaan CSR, apakah jenis program memberi manfaat bagi masyarakat sekitar, berapa besaran dana yang telah dikeluarkan harus sebanding dengan sebaran manfaat yang bisa didapatkan masyarakat. Informasi mengenai bagaimana dampak dari pelaksanaan operasi tambang dari suatu perusahaan baik dalam kepeduliannya terhadap lingkungan (amdal) serta dalam pelaksanaan CSRnya (social) akan tergambar dalam laporan proper. Laporan tersebut akan sangat komprehensif memetakan bagaimana sebuah program CSR dilaksanakan serta bagaimana peningkatan kesejahteraan masyarakat pasca pelaksanaan program.

Tak mudah yang untuk implementasikan Amdal dan CSR, apalagi bagi perusahaan energi terintegrasi?
Betul, bukan hal yang mudah bagi perusahaan untuk mendapatkan proper emas tanpa adanya kerja keras untuk mendesain agar kegiatan CSR-nya dapat memberdayakan masyarakat, selaras dengan “core business”nya belum lagi, sekaligus turut juga menjaga agar dampak operasinya tidak membawa dampak buruk bagi lingkungan. Belajar dari prestasi pertamina tahun ini nampaknya ada 3 (tiga) kunci utama (1) Komitmen yang kuat , tercermin dalam kebijakan-kebijakan perusahaan dalam pelaksanaan CSR maupun Amdal, kemudian mampu (2) Implementasi, komitmen yang telah ada diimplementasikan dalam program CSR yang memberdayakan masyarakat secara utuh, (3) Inovasi, ditambah dengan inovasi dalam pelaksanaan eksplorasi yang ramah lingkungan dan juga inovasi dalam pelaksanaan CSR membawa kemaslahatan bagi masyarakat.

Raihan proper emas ini cukup prestisius, apalagi Pertamina adalah BUMN terbanyak yang memenangi Proper Emas. Apakah itu berarti secara kualitas program lingkungan dan CSR Pertamina terdepan dibandingkan bumn lain?
Turut bangga dengan prestasi Pertamina yang meraih tujuh Proper Emas dan PT Bukit Asam Tbk dengan satu Proper Emas. Raihan tujuh Proper emas Pertamina ini menunjukkan baik kualitas maupun kuantitas pelaksanaan CSR yang sudah dilakukan, telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat di wilayah Ring 1, serta telah memberikan dampak signifikan dalam peningkatan kesejahteraa. Lebih jauh lagi sebaran manfaatnya telah meluas bagi pembangunan bangsa. Sebagai Contoh dalam pelaksanaan CSR yang berfokus dalam pemberdayaan di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi keberhasilan Pertamina tentu bukan hanya akan dirasakan oleh masyarakat sekitar, tapi akan membawa dampak secara lebih luas yaitu peningkatan IPM (Index Pembangunan Manusia).

Seketat apa sebenarnya penilaian Proper apalagi untuk merebut Emas?
Penilaian proper ini sangat holistik, bukan hanya mencakup peningkatan pendapatan (ekonomi) dan meningkatnya sarana dan prasarana sebagai dampak dari pembangunan fisik dalam masyarakat. Namun juga mencakup bagaimana relasi perusahaan dengan stakeholder terjalin, bagaimana kecenderungan eskalasi konflik dengan masyarakat menurun ataukah justru naik, apakah program didominasi dengan program yang sustainable atau justru bantuan (filantropi), bagaiman keterlibatan masyarakat dalam program, termasuk juga bagaimana tanggapan masyarakat terhadap keberadaan perusahaan termasuk kegiatan CSR yang dilakukan. Oleh karena itu jika perusahaan mampu meraih proper emas, dapat dikatakan merekalah yang terdepan.

Apa harapan Anda ke depan setelah Pertamina meraih 7 proper emas? Mempertahankannya berat, buktinya tahun lalu dapat emas tahun ini hanya hijau.

Harapannya Pertamina dapat mempertahankan prestasi yang telah diraih, dan dapat meningkatkan lagi prestasi di tahun-tahun yang akan datang. Melihat komitmen Pertamina pada saat ini rasanya sudah tidak diragukan lagi kontribusi pertamina bagi pembangunan di Indonesia. Jika seluruh perusahaan dan anak perusahaan Pertamina yang keberadaannya tersebar di seluruh Indonesia dapat memberikan manfaat positif bagi masyarakat sekitar, maka pertamina dapat menjadi teladan bagi pelaksanaan CSR baik bagi perusahaan swasta maupun BUMN. Mempertahankan prestasi bukan hal yang mudah, sebab semua perusahaan lain pasti ingin juga meraih proper emas yang prestisius ini. Inovasi brilian tahun ini tentu tidak akan brilian lagi di tahun yang akan datang. Diperlukan komitmen dan kerja keras serta inovasi yang terus menerus dalam pelaksanaan CSR di semua lini dari mulai kebijakan, sumber daya manusia, desain program, serta implementasi meliputi perencanaan hingga monitoring dan evaluasi. (DR)