JAKARTA– PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), emiten penyedia energi terintegrasi, tengah bersiap mencari kontrak-kontrak baru di bisnis energi baru terbarukan (EBT) untuk mendongkrak dongkrak kinerja. Tahun ini perusahaan menargetkan laba bersih US$ 5 juta, sama seperti target tahun lalu kendati realisasi laba bersih 2018 mencapai US$ 11,5 juta.

Pada periode Januari-Maret 2019, Rukun Raharja membukukan pendpaatan sebesar US$ 29,37 juta, naik tipis dari periode sama tahun sebelumnya sebesar US$ 29,31 juta. Laba bersih yang diperoleh mencapai US$ 1,9 juta, naik dari periode sama tahun sebelumnya sebesar US$ 515.970.

Djauhar Maulidi, Direktur Utama Rukun Raharja, mengatakan tahun ini perusahaan akan masuk ke bisnis pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Pemilihan PLTS bukan tanpa alasan karena Indonesia merupakan negara tropis

“Kami akan menggandeng mitra dari Eropa. Kami sudah masuk tender untuk pembangunan dua PLTS di Bali dengan kapasitas masing-masing 25 megawatt (MW). Pengumuman tender tahun ini. Bila berhasil akan masuk ke pendapatan pada 2020 nanti,” kata Djauhar di Jakarta, baru-baru ini.

Dia mengatakan perusahaan akan masuk ke bisnis pembangkit listrik tenaga terbarukan lain seperti pembangkit listrik tenaga bayu, arus laut, panas bumi, dan lainnya.

Selain proyek tersebut, perusahaan berencana untuk mengakuisisi perusahaan di sektor pembangkit listrik tenaga gas dan juga penjualan gas.

“Kami jga akan membangun saluran air untuk PAM agar perusahaan masuk menjadi perusahaan utilitas yang menangani saluran gas, listrik, dan sekarang air,” katanya.

Djauhar juga mengatakan perusahaan akan mengincar kontrak-kontrak baru. Di luar itu, perusahaan juga mengincar proyek pengadaan pipa gas dan juga penjualan gas khususnya daerah Sumatra dan Kalimantan. “Salah satunya yang masih ikut tender dengan PT PGN (Tbk),” katanya. (RA)