JAKARTA – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) salah satu subholding PT PLN (Persero) akhirnya buka suara terkait rencana perusahaan untuk menjadi salah satu badan usaha yang bisa melakukan niaga Gas Bumi.

Iwan Agung Firstantara, Direktur Utama PLN EPI, menjelaskan salah satu tujuan utama dari inisiatif PLN EPI mendapatkan izin niaga tersebut adalah demi mengamankan kebutuhan pasokan bagi pembangkit listrik.

“Saat ini fokusnya untuk pembangkit PLN,” kata Iwan ditemui di kantor pusat PLN beberapa haru lalu.

Dia menyatakan sampai sekarang pasokan gas memang cukup namun diproyeksikan akan ada pertumbuhan penggunaan gas untuk itu perlu ada jaminan kepastian pasokan gas.

“Sampai saat ini pasokan gas sudah cukup semua dan kita berharap pasokan ke depan terpenuhi. Selama ini kita mensuply untuk pasokan internal saja dan kita sudah mengajukan niaga gas,” ungkap Iwan.

Salah satu cara untuk memastikan pasokan gas untuk pembangkit listrik selain bersumber dari dalam negeri ada juga opsi untuk memenuhi kebutuhan gas yang bersumber dari luar negeri. “nanti kita lihat (untuk impor),” ujar Iwan.

Dia memastikan meskipun mendapatkan izin niaga nantinya PLN EPI tetap akan melakukan transaksi seperti biasa atau business as usual. “Karena bagaimanapun di dalam proses energi primer itu tetap kita bertransaksi dengan costumer, jadi meskipun kita sebagai agregator tapi kita tetap bertransaksi maka dari itu kita tetap mengusahakan untuk dapat mendapatkan izin niaga,” ujar Iwan.

Sementara itu, Rakhmad Dewanto, Direktur Gas dan BBM PLN EPI, menegaskan prioritas utama PLN EPI adalah untuk mendapatkan kepastian pasokan gas dari sumber di dalam negeri. Adapun opsi impor memang tidak dilarang jika sudah mendapatkan izin niaga dari pemerintah. “Yang saya pahami badan usaha niaga dapat mengajukan impor LNG,” kata Rakhmad kepada Dunia Energi belum lama ini.

Kebutuhan gas untuk pembangkit listrik memang terbilang besar. Menurut Rakhmad saat ini PLN EPI mengelola kontrak gas dan LNG PT PLN (Persero). “Di tahun 2023 direncanakan kebutuhan gas/LNG untuk seluruh pembangkit PLN sekitar 1.290 BBTUD,” kata Rakhmad. (RI)