JAKARTA – PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) menargetkan pertumbuhan permintaan listrik di kawasan industri sebesar 5% sepanjang 2019, naik dibanding realisasi 2018 yang mencatat peningkatan permintaan listrik sebesar 4,8%.

“Tahun ini kami proyeksikan peningkatan terjadi seiring dengan pertumbuhan Gross Domestic Bruto (GDP) Indonesia yang juga naik sebesar 5,1%,” kata Christanto Pranata, Direktur Keuangan Cikarang Listrindo, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan di Jakarta, Selasa (16/4).

Seiring peningkatan permintaan listik, pada 2018 Cikarang Listrindo membukukan kenaikan penjualan bersih 1,41% menjadi US$ 574 juta, dari US$ 566 juta pada tahun sebelumnya. Laba kotor yang dibukukan senilai US$215,4 juta atau naik 3,6% secara tahunan.

Perseroan mencatat earning before interest, taxes, depreciation, and amortization(EBITDA) senilai US$221,3 juta pada tahun lalu. Realisasi itu naik 4,5% dibandingkan dengan periode 2017. Pertumbuhan itu disebabkan oleh peningkatan penjualan listrik kepada pelanggan kawasan industri. Selain itu, terjadi efisiensi bahan bakar sebesar 7,3% pada 2018.

Adapun laba bersih yang dikantongi oleh perseroan turun 26,49% secara tahunan pada 2018. Pencapaian turun dari US$107,33 juta pada 2017 menjadi US$78,89 juta pada tahun lalu. Penurunan laba bersih ini terjadi karena depresiasi rupiah yang terjadi pada 2018. “Rupiah terdepresiasi 6,9% dibanding 2017,” ujar Christanto.

Dalam RUPST Selasa, para pemegang saham menyutujui usualan perseroan untuk membagikan dividen Rp66 per saham. Pada November 2018 perseroan telah membagikan dividen interim Rp24 per saham.

Christanto mengatakan bahwa permintaan kilowatt jam (kWh) listrik dari lima kawasan industri tumbuh 4,8% pada 2018. Total penambahan daya tersambung sebesar 20 MVA dan jumlah pelanggan meningkat sebanyak 60 pelanggan. Pada 2018 perusahaan menargetkan penambahan 100 pelanggan. Namun hingga akhir tahun, tercatat kenaikan yang terjadi hanya 60 pelanggan, dari sebelumnya 2.351 pelanggan menjadi 2.411 pelanggan. “Beberapa kustomer yang ditargetkan di tahun 2018 justru menjadi kustomer ke tahun 2019,” kata Christanto.(RA)