JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memproyeksikan penyelesaian proyek pengembangan angkutan batu bara jalur kereta api Tanjung Enim – Kertapati berkapasitas lima juta ton per tahun pada akhir 2019. Proyek tersebut termasuk pengembangan fasilitas Dermaga Kertapati.

“Sebagai upaya optimasi pengangkutan batu bara, Bukit Asam telah bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia untuk menyelesaikan proyek tersebut,” kata Arviyan Arifin, Direktur Utama Bukit Asam di Jakarta, Senin (28/10).

Selain itu, pada 2019 Bukit Asam juga akan menyelesaikan proyek angkutan kereta api arah Tanjung Enim – Tarahan (Tarahan First Line) dengan kapasitas 20,3 juta ton/tahun dan selanjutnya menjadi 25 juta ton/tahun pada tahun 2020.

Hingga akhir tahun Bukit Asam merencanakan produksi batu bara sebesar 27,3 juta ton atau naik 3% dari realisasi tahun sebelumnya yang sebesar 26,4 juta ton. Target angkutan kereta api pada 2019 meningkat 12% menjadi 25,3 juta ton dari realisasi 2018 sebesar 22,7 juta ton.

Untuk volume penjualan batu bara tahun 2019, Bukit Asam merencanakan peningkatan menjadi 28,4 juta ton, yang terdiri dari penjualan batu bara domestik sebesar 13,7 juta ton dan penjualan batu bara ekspor sebesar 14,7 juta ton. Secara total volume penjualan tahun ini ditargetkan meningkat menjadi sebesar 28,4 juta ton naik 15% dari realisasi penjualan batu bara 2018 sebesar 24,7 juta ton.

Investasi yang dianggarkan pada tahun 2019 sebesar Rp 6,5 triliun yang terdiri dari Rp 1,0 triliun untuk investasi rutin dan sisanya Rp 5,5 triliun untuk investasi pengembangan.

“Tahun ini peningkatan target penjualan akan ditopang oleh rencana penjualan ekspor untuk batu bara medium to high calorie ke premium market sebesar 3,8 juta ton,” tandas Arviyan.(RA)