JAKARTA-PT Bukit Asam Tbk (PTBA), emiten pertambangan batu bara anak usaha PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), memproyeksikan porsi ekspor ke China pada 2019 akan turun 10%-20% terhadap total pengapalan ke luar negeri perseroan yang diproyeksikan 12 juta ton tahun ini. Total ekspor batu bara Bukit Asam ke China diproyeksikan 4,8 juta ton per tahun.

Adib Ubaidillah, Direktur Niaga Bukit Asam, mengatakan tahun ini perseroan memproyeksikan penjualan 24 juta-26 juta ton. Sebanyak 12 juta ton di antaranya dialokasikan untuk ekspor dengan kombinasi batu bara kalori medium dan kalori tinggi. Porsi ekspor sekitar 40%, sisanya 60% untuk memenuhi pasokan domestik.

“Seiring dengan kebijakan pemerintahan China yang tidak lagi memberikan kepastian bisnis, kami perlu diversifikasi negara tujuan ekspor. Tdinya mostly ke China, sekarang kami ubah market ke negara lain seperti Korea Selatan, India, dan Filipina,” jelas Adib di Jakarta, pekan lalu.

Menurut Adib, permintaan batu bara dari India tumbuh cukup banyak karena pertumbuhan ekonomi negara terebut. Di sisi lain, pasar China penuh ketidakpastian. Bukit Asam tahun lalu mengekspor hingga 50% dari total ekspor ke China. Belakangan, China mulai memperketat pasokan batu bara dengan diterapkannya sejumlah aturan.

Bukit Asam juga mengandalkan ekspor batu bara kalori tinggi ke beberapa negara seperti Jepang, Filipina, dan Taiwan. Perseroan juga memasok batu bara kalori tinggi ke Srilangka. “Kami proyeksikan ekspor batu bara premium bisa menembus 4 juta-5 juta ton, dari realisasi 2018 yang hanya 1 juta ton,” kata Adib. (RA)