JAKARTA– PT Bukit Asam Tbk (PTBA), emiten pertambangan batubara, bersama tiga perusahaan mitra, mengalokasikan dana US$ 1 miliar-US$ 1,5 miliar untuk membangun pabrik gasifikasi batu bara di Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) di Tanjung, Enim Sumatera Selatan. Arviyan Arivin, Direktur Utama Bukit Asam, mengatakan peletakan batu pertama (ground breaking) pabrik gasifikasi batubara tersebut diproyeksikan mulai akhir 2018.

Menurut Arviyan, pabrik gasifikasi itu akan mengubah batu bara menjadi produk baru yang memiliki nilai yang lebih tinggi seperti syngas yang merupakan bahan baku untuk proses lanjutan pembuatan Dimethyl Ether (DME). Setelah itu, DME dikonversi menjadi bahan bakar, urea sebagai pupuk, dan polypropylene sebagai bahan baku plastik.

“Pertamina dan PT Pupuk Indonesia (Persero)  akan  jadi off taker ,” ujar Arviyan di Jakarta, Rabu (12/9).

Bukit Asam tak sendirian dalam mengembangkan pabrik gasifikasi batu bara tersebut. Anak usaha PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) itu, menjalin mitra dengan dua BUMN, yaitu PT Pertamina (Persero) dan PT Pupuk Indonesia (Persero). “Satu lagi mitra kami PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA),” ujar Arviyan.

Dia memperkirakan produksi pabrik gasifikasi itu bisa memenuhi kebutuhan pasar domestik sebesar 500 ribu ton urea per tahun, 400 ribu ton DME per tahun, dan 450 ribu ton polyproylene per tahun.  Dengan target pemenuhan kebutuhan sebesar itu, Arvian memproyeksikan kebutuhan batu bara sebesar sembilan juta ton per tahun, termasuk untuk mendukung kebutuhan batu bara bagi pembangkit listrik di PLTU Mulut Tambang Sumsel 9 yang berada satu lokasi dengan lokasi pabrik gasifikasi batu bara. (EP/DR)