JAKARTA – PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), emiten batu bara, mengalihkan penggunaan dana penawaran umum saham perdana (Inial public offering/IPO) untuk efisiensi.

Arief Wiedharto, Direktur Independen Berau Coal Energy, mengatakan dana IPO sebelumnya dialokasikan untuk mendukung pertumbuhan perseroan. Namun seiring proyeksi harga batu bara yang masih akan tertekan hingga dua tiga tahun ke depan, dana IPO akan digunakan untuk efisiensi.

“Berau memang melakukan perubahan strategi. Kita akan fokus efisiensi,” kata dia usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Berau Coal di Jakarta, Rabu.
Arief belum mau menjelaskan porsi efisiensi yang akan dilakukan. Dia hanya mengungkapkan, efisiensi akan disesuaikan dengan kecenderungan harga batu bara.

“Yang pasti kita akan di bawah dari harga produksi supaya tetap jalan,” kata Arief.

Harga batu bara masih dalam tren melemah. Harga batu bara acuan (HBA) Oktober 2015 tercatat sebesar US$ 57,39 per ton. Harga batu bara terus mengalami pelemahan sejak Januari 2015 yang tercatat berada di level US$ 64,02.

Penurunan harga saat ini paling rendah sejak 2009. Rata-rata HBA tertinggi mencapai US$ 122 per ton yang dicatat pada 2011.

Arief mengatakan, hingga September 2015, Berau Coal telah menggunakan dana IPO sebesar Rp 722,32 miliar, sehingga sisa yang belum terpakai mencapai Rp 346 miliar.

“Dana IPO akan dialokasikan pada penambahan modal kerja Berau Coal Energy dan anak usaha,” kata dia.

Menurut Arief, sisa dana IPO akan digunakan untuk peningkatan kapasitas fasilitas pengolahan batu bara, loading conveyor dan hauling road di Lati, Binungan dan Sambarata serta investasi dua unit tug dan barge sehingga total menjadi delapan unit tug dan barge.

Adapun dana pembelanjaan modal digunakan untuk pembangunan terminal batu bara di Suaran sebesar Rp 69,45 miliar, pembangkit listrik tenaga batu bara di Suaran sebesar Rp 5,03 miliar dan fasilitas transhipper Rp 10,45 miliar.(*)