JAKARTA – PT PLN (Persero) membuka peluang kerja dan kesempatan berkarya bagi 770.000 penderita difable atau penyandang cacat di Indonesia Timur. Program tersebut merupakan bagian dari Community Empowering (penguatan potensi masyarakat, red) bertajuk “Menjadi Terang di Tempat Gelap” yang digelar BUMN kelistrikan ini.

Program tersebut dicanangkan oleh Direktur Utama PLN, Nur Pamudji di Jakarta, Senin, 3 Desember 2012, bertepatan dengan peringatan “International Disabled Day”. Nur Pamudji mengungkapkan, pengembangan program Community Empowering sebagai wujud kepedulian PLN, kini terarah pada pemberdayaan, penegakan, dan pencerahan komunitas difable di Indonesia.

Menurutnya, program ini dikembangkan untuk memberikan akses yang lebih luas kepada para difable, menuju kemandirian. Program ini sekaligus menjadi sarana pembuktian bahwa komunitas difable dapat bersinar dan berprestasi meskipun mempunyai keterbatasan.

“Mereka harus diberikan akses untuk memperkuat kepercayaan dan kebanggaan diri, melalui akses pendidikan dan pekerjaan yang setara dan berdaya. Penyediaan akses pendidikan akan membuka peluang yang lebih luas bagi komunitas difable untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Kami mengajak masyarakat berhenti mengeluh tetapi bertindak,” tandas Nur Pamudji.

Ia menambahkan, komitmen PLN dalam program ini diwujudkan melalui rangkaian program yang meliputi pelatihan inklusif untuk guru SD yang dilakukan untuk memberikan pengetahuan baru kepada guru, khususnya pengenalan sekolah inklusi kepada publik.

Selain itu, juga dibuka rekrutmen difable untuk bekerja di PLN setempat, sebagai realisasi Undang-Undang Ketenagakerjaan. Digelar pula pelatihan entrepreneur (kewirausahaan, red) bagi para difable, untuk mewujudkan kemandirian yang lewat inovasi dan kreativitas.

Data BPS 2009 menyebutkan, lebih dari 6 juta penduduk Indonesia mempunyai kebutuhan khusus. Yakni 1,7 juta mengalami kebutaan, 1,6 juta difable fisik, 1,2 juta menderita penyakit kronis, 779.000 mengalami difable mental, dan 603.000 menderita buta dan tuli.

Fakta inilah, kata Nur Pamudji, yang mendorong PLN berkomitmen dalam menciptakan program untuk orang berkebutuhan khusus, yang mendorong partisipasi positif dalam dunia kerja. Pengembangan program dilakukan berdasarkan riset, sehingga materi yang diberikan benar-benar menjawab kebutuhan kaum difable berdasarkan kategori umur, tingkat pendidikan, dan kualitas SDM.

“Sebagai awalan, program pemberdayaan akan kami fokuskan pada wilayah Indonesia Timur. Hal ini kami lakukan untuk memberi kesempatan berkarya kepada lebih dari 770.000 difable di Indonesia Timur demi Indonesia yang lebih baik,” ungkap Adi Supriono, Sekretaris Perusahaan PLN.

Sebelumnya, kata Adi Supriono, pengembangan program Corporate Social Responsibility (CSR) PLN telah diarahkan pada pemberdayaan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, mendorong kegiatan ekonomi, dan menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id )