JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah memberikan restu kepada Shell untuk memulai proses pelepasan hak partisipasi (Participating Interest/PI). Ini ditunjukkan dengan telah dibukanya data room atau disetujuinya permintaan open data room blok Masela oleh pemerintah.

Ego Syahrial, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM mengklaim meskipun Shell berniat melepas PI, Blok Masela masih dianggap menarik bagi industri migas dunia. Pemerintah pun meyakini nantinya pihak yang membeli PI Shell haruslah perusahaan yang memiliki kapasitas mumpuni untuk bisa ikut terlibat dalam proyek besar sekelas proyek Abadi Masela.

“Lagi proses open data ada 32 calon yang sedang dalam proses buka data. Ini ya tentunya pemerintah cari yang kompeten, yang terbaik aja,” kata Ego ditemui di Kementerian ESDM, Rabu (5/8).

Ego tdak mau membeberkan detail 32 perusahaan yang dimaksud. Namun dia hanya bisa memberikan petunjuk bahwa mayoritas para peminat blok Masela berasal dari luar negeri.

“Ya pasti besar, kami enggak tahu apakah dalam dan luar negeri. Kalau bicara 32,  ngertilah (perusahaan besar). Artinya kalaupun ada yang dalam negeri mungkin berapa perusahaan,” ungkap Ego.

Dia menegaskan kondisi alih hak partisipasi di proyek Masela ini tidak boleh menganggu kelanjutan pengerjaan proyek. Pemerintah pun telah meminta komitmen para stakeholder yang terlibat agar target produksi gas Masela tidak berubah dengan adanya kondisi seperti sekarang.

“Ya tentunya tujuan pemerintah bagaimana tetap jalan, 2027 gas in (produksi),” tegas Ego.

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengatakan proses pengalihan hak partisipasi tidak bisa berlangsung dengan cepat. Untuk menyeleksi pembelinya saja membutuhkan waktu tidak sebentar. Tapi SKK Migas kata dia menargetkan proses tersebut akan rampung pada tahun depan. “Target sampai 2021 (selesai),” kata Dwi.(RI)