JAKARTA – Target penambahan cadangan migas terbukti (1P) PT Pertamina (Persero) pada tahun depan dipatok sebesar 179 juta barel setara minyak (MMBOE), turun sekitar 40,5% dari proyeksi tambahan cadangan migas 1P atau yang siap diproduksi pada 2019 sebesar 301 juta BOE. Data Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020 Pertamina yang disampaikan ke Komisi VII DPR RI beberapa waktu lalu terungkap bahwa target tambahan cadangan minyak terbukti  2020 hanya 86 juta BOE dan gas sebesar 92 juta BOE.

Ricardo Perdana Yudantoro, Senior Vice President Eksplorasi Direktorat Hulu Pertamina, mengakui ada penurunan target temuan cadangan terbukti pada 2020. Banyak kegiatan pemboran eksplorasi tahun depan dialihkan menjadi kegiatan pemboran lanjutan terhadap kegiatan eksplorasi pada tahun ini.

“Target tambahan cadangan 2020 lebih rendah dari 2019. Karena untuk 2020 kegiatan pemboran eksplorasi sebagian dialokasikan sebagai pemboran delineasi (pemboran ke-2/3) terhadap temuan migas sebelumnya,” kata Yudantoro kepada Dunia Energi, Kamis (26/12).

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa pemboran delineasi tidak akan menambah jumlah temuan migas. “Karena sudah dibukukan pada saat ada temuan di pemboran wildcat-nya (pemboran ke-1),” tukasnya.

Target temuan cadangan terbukti pada tahun depan memang terbilang rendah, bahkan paling rendah jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2017 misalnya, cadangan terbukti tercatat mencapai 314 juta BOE. Kemudian meningkat pada tahun berikutnya atau pada 2018 yakni sebesar 426 juta BOE.

Namun cadangan terbukti ditargetkan akan kembali melonjak pada tahun 2021 mendatang yakni sebesar 599 juta BOE. Peningkatan drastis cadangan terbukti ini tentu tidak lepas dari alih kelola blok Rokan yang akan mulai dikelola Pertamina.

Sementara untuk cadangan 2C tahun depan dipatok 336 juta BOE dengan rincian 206 juta BOE minyak dan gas sebesar 130 juta BOE. Target ini juga lebih rendah dari proyeksi pada tahun ini yang sebesar 341 juta BOE.(RI)