JAKARTA –  PT PLN (Persero) menyatakan kebutuhan batu bara untuk memenuhi pasokan ke pembangkit listrik akan meningkat pada tahun depan. Ini disebabkan mulai beroperasinya beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Arief Sugiyanto, Manager Perencanaan Sistem PLN, mengatakan hingga akhir tahun ini kebutuhan batu bara untuk PLN bisa mencapai sekitar 97 juta ton dan 2020 akan meningkat menjadi sekitar 109 juta ton.

“Jadi tahun ini kan rencana 97 juta ton batu bara, tahun depan 109 juta ton batu bara, ini PLN dan Independent Power Producer (IPP). Untuk listrik,” kata Arief di Jakarta, Kamis (1/8).

Menurut Arief, pembangkit yang akan masuk tahun depan rata-rata memiliki kapasitas besar karena itu kebutuhan batu bara naik signifikan dibanding perkiraan hingga akhir 2019. Salah satu pembangkit yang beroperasi adalah ekspansi dari PLTU Jawa 7 yang sebenarnya satu unit lainnya akan beroperasi pada akhir tahun ini.

“Tahun depan di atas 100 juta ton karena pembangkit sudah banyak masuk. PLTU Jawa 7-8 sudah masuk tahun ini, Jawa 7 di Banten, Jawa 8 di Cilacap. Masing masing 1,000 Mega Watt (MW). Jawa 7 satu unit tahun ini tahun depan satu unit lagi operasi,” ujar Arief.

Penggunaan batu bara memang sudah diprediksi terus meningkat seiring dengan aktifnya pembangkit yang menjadi bagian proyek 35 ribu MW.

Dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 Kapasitas PLTU meningkat karena tambahan beberapa PLTU di Indonesia Timur menggantikan PLTMG untuk menurunkan Biaya Pokok Produksi (BPP). Dalam RUPTL total tambahan kapasitas pembangkit batu bara ditetapkan sebesar 27.063 MW atau 48% dari total kapasitas pembangkit listrik Indonesia sebesar 56 ribu MW.

Sesuai jadwal operasi PLTU Jawa 7 dan 8 maka penggunaan gas akan diturunkan  PLN. Seiring dengan itu PLN memastikan batu bara lebih dipilih karena lebih murah dibandingkan pembangkit listrik tenaga gas.

“Jadi batu bara lebih banyak dan LNG kurang dari rencana kami. Karena lebih murah batu bara. Kebetulan Jawa 7 dan Jawa 8 harusnya operasi tahun depan, tapi mereka komitmen operasi September-Oktober. Mungkin bisa menurunkan pemakaian LNG dan BBM kami,” ungkap Arief.

Pada tahun ini PLN telah memangkas penggunaan LNG yang langsung berdampak langsung pada realisasi lifting gas nasional. Semula PLN direncanakan menyerap 17 kargo LNG akan tetapi batal dan hanya menyerap enam kargo, namun pada akhirnya PLN kembali akan menyerap lima kargo tambahan. Sehingga total PLN akan serap 11 kargo LNG pada tahun ini.(RI)