JAKARTA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menargetkan kontrak baru proyek pembangunan pembangkit listrik pada 2017 mencapai Rp 4,9 triliun dari total target kontrak baru Rp43,26 triliun. Target tersebut lebih rendah dibanding realisasi kontrak baru yang diraih sepanjang 2016 sebesar Rp 52,8 triliun.

“Komposisi kontrak baru tahun 2017, diproyeksikan 29,8% dari pemerintah, 30% BUMN, dan 40,3 dari swasta,” kata Suradi Wongso Suwaro, Sekretaris Perusahaan Wika kepada Dunia Energi, akhir pekan lalu.

Total target kontrak pada 2017 adalah Rp 102,93 triliun yang terdiri dari kontrak carry over Rp 59,67 triliun dan kontrak baru Rp 43, 26 triliun.

Sepanjang tahun lalu Wika meraih total kontrak mencapai Rp82,3 triliun atau naik 8 persen dibanding dengan target awal sebesar Rp81,5 triliun. Kontrak sebesar Rp81,5 triliun terdiri dari kontrak baru sebesar Rp52,8 triliun dan carry over 2015 sebesar Rp28,678 triliun.

Peningkatan nilai kontrak pada 2016 didorong adanya kontrak baru per Desember menjadi Rp53,6 triliun atau meningkat sebesar 112,5% dibanding dengan realisasi perolehan kontrak baru pada periode yang sama 2015 sebesar Rp25,22 triliun.

Kontrak proyek pembangunan Sumbagut-2 Peaker Power Plant 250 megawatt (MW) secara langsung berkontribusi pada terlampauinya target 2016. Konsorsium Wika – TSK Electronica Y Electrucidad. S. A, Spanyol, – PT Sumberdaya Sewatama dipercaya sebagai pelaksana proyek EPC pembangunan Sumbagut-2 Peaker Power Plant 250 MW, dengan nilai proyek sebesar US$ 178.667.5 67.(RA)