JAKARTA –  Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan teknologi dalam upaya mewujudkan efisiensi di sektor hulu migas.
Amien Sunaryadhi, Kepala SKK Migas, mengungkapkan teknologi informasi telah mengubah pola hubungan kerja dan perubahan paradigma bisnis yang signifikan.
Tantangan dalam penerapan teknologi tidak hanya relevan bagi organisasi yang berorientasi profit, namun juga berlaku bagi SKK Migas dan atau industri hulu migas pada umumnya.
“Teknologi juga digunakan untuk meningkatkan efisiensi waktu dan biaya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi seberapa besar penerimaan bagi negara,” kata Amien, Senin (9/11).
Menurut Amien, salah satu manfaat utama penerapan teknologi dalam bisnis hulu migas adalah efisiensi dalam proses administrasi yang selama ini kerap kali menjadi masalah non teknis dan dikeluhkan para pelaku usaha.
Dengan memanfaatkan teknologi, berbagai permohonan evaluasi dan keputusan dapat ditindaklanjuti lebih cepat dengan mengalihkan berbagai proses administrasi internal dari hardcopy menjadi elektronik yang telah dimulai lebih dari dua tahun lalu.
“Dokumen-dokumen arsip diubah dalam bentuk digital untuk mengefektifkan pengelolaan dan pencarian dan sebagai bagian dari pengelolaan pengetahuan (knowledge management) berbasis teknologi,” ungkap Amien dalam keterangan tertulisnya.
Dia menambahkan, efisiensi dan efektivitas di era digital merupakan suatu proses yang terus dipelajari dan dilakukan kajian, sehingga penerapan dan implementasinya harus terus berkembang.
Apalagi penerapan teknologi tidak hanya bermanfaat untuk memangkas waktu dan timbulkan efisiensi namun juga digunakan untuk meningkatkan pengawasan.
“Dengan memaksimalkan peran teknologi informasi diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja baik di SKK Migas maupun dalam hal kegiatan pengawasan dan pengendalian kepada kontraktor,” tandas Amien. (RI)