JAKARTA – PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA), emiten tambang batu bara, berencana ikut serta dalam pengembangan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT). Langkah tersebut sebagai upaya mendukung proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW).
“Yang jelas, kami sudah sampai tahap serius untuk mengembangkan potensi EBT. Ini dalam upaya memasok energi ke daerah-daerah pelosok yang belum terjangkau listrik sesuai program 35 ribu MW,” kata Iwan di Jakarta, belum lama ini.
Dia menjelaskan, sebagai perusahaan energi yang terintegrasi Toba Bara berupaya mempertimbangkan segala potensi pemanfaatan energi dan tidak hanya mengandalkan fossile fuel.
“Kami melihat potensi yang menarik untuk mengembangkan renewable energy. Jadi, energy mix tidak hanya untuk upstream, tapi juga midstream dan downstream. Tapi tetap harus ada demand,” kata Iwan.
Toba Bara adalah salah satu produsen batu bara thermal yang mengoperasikan tiga konsesi tambang di Kalimantan Timur. Ketiga konsesi tambang yang saling bersebelahan tersebut dikelola beberapa perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang memiliki lokasi yang menguntungkan, dekat dengan pelabuhan sungai setempat. Luas keseluruhan konsesi perseroan mencapai 7.087 hektar.
Perseroan saat ini memiliki enam entitas anak, tiga bergerak di bidang produksi batu bara yaitu PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN), PT Indomining (IM), dan PT Trisensa Mineral Utama (TMU), satu bidang produksi kelapa sawit yaitu PT Perkebunan Kaltim Utama I (PKU) dan dua di bidang ketenagalistrikan yaitu PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP) dan PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL).(RA)