JAKARTA – Proyek pengembangan Blok Masela masih terus tertunda. Pihak Inpex Corporation sebagai kontraktor pengelola hingga kini tidak kunjung melakukan Pre Front End Engineering Design (Pre-FEED) yang dibutuhkan untuk melanjutkan proses pengembangan.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan pemerintah belum menerima surat resmi dari Inpex terkait pelaksanaan Pre-FEED. Padahal dalam proses itu akan dilakukan berbagai kajian dan perhitungan pelaksanaan proyek, salah satunya untuk menentukan kapasitas produksi gas dari proyek Masela.

“Pre-FEED saja belum, bagaimana menentukan kapasitas. Suratnya belum ada, kapan dia (Inpex) akan mulainya,” kata Arcandra di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (9/2).

Dalam kajian Pre-FEED akan ditentukan dua opsi kapasitas yang saat ini harus dipilih Inpex. Pemerintah mengajukan tawaran kapasitas produksi sebesar 7,5 MTPA dalam bentuk gas alam cair (liquified natural gas/LNG) ditambah 474 MMSCFD gas pipa. Sementara Inpex menginginkan kapasitas produksi LNG sebesar 9,5 MTPA dengan tambahan gas pipa hanya sebesar 150 MMSCFD. Penambahan gas pipa dalam dua opsi tersebut merupakan permintaan pemerintah yang dialokasikan untuk mengembangkan industri petrokimia di tanah air.

“Dua option nanti tergantung hasil Pre-FEED, terserah Inpex kapan mau dilaksanakan. Alokasi itu bagian dari Pre-FEED,” tambah Arcandra.
Menurut Arcandra, pelaksanaan Pre-FEED lnormalnya bisa dilakukan dalam waktu 6-9 bulan. Selain penentuan kapasitas, terdapat beberapa kajian lain yang bisa diketahui berdasarkan proses tersebut seperti pemilihan lokasi pembangunan kilang LNG serta penyerap alokasi berupa gas pipa.
“Jadi dalam Pre-FEED ada penentuan lokasi, kapasitasnya nanti distudikan dan harus ditemukan penyerap gas nya,” ungkap dia.
Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, sebelumnya menyatakan pemerintah sudah memberikan kelonggaran lain terkait nilai keekonomian proyek, yakni merevisi nilai internal rate of return (IRR), yakni 14,1 persen-14,2 persen, mendekati permintaan Inpex sekitar 15 persen-16 persen.

Dengan adanya perubahan tersebut pemerintah berharap agar pihak kontraktor segera melanjutkan proses pengembangan Masela. Apalagi PT Pertamina (Persero) sudah menyatakan kesediaan untuk menyerap tambahan gas pipa yang diminta pemerintah.
“Memang Pertamina akan beli hampir 50 persen, sekitar 200 dari 474 MMSCFD,” tandas Luhut.(RI)