JAKARTA – PT PLN (Persero) akan memulai pembangunan konstruksi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kumbih III pada 2019. Masa pembangunan diperkirakan empat tahun, sehingga pembangkit akan beroperasi secara komersial pada 2023.
Pembangunan konstruksi PLTA Kumbih III dilakukan seiring telah ditandatanganinya perjanjian fasilitas kredit (loan agreement) antara PLN dengan Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) Development Bank dari Jerman untuk pendanaan pembangunan PLTA berkapasitas 3 x 15 Megawatt (MW), Jumat (15/12).
“Loan ini merupakan pinjaman langsung tanpa jaminan pemerintah. Ini menarik karena lembaga pendanaan dari negara-negara Eropa seperti KfW mendukung proyek-proyek dari energi baru terbarukan seperti ini, mulai dari studi kelayakan hingga pendanaan,” ujar Syofvi Felienty Roekman, Direktur Perencanaan Korporat PLN.
Syofvi mengatakan pembangunan PLTA Kumbih III  membutuhkan dana sekitar EURO 100 juta. Nilai pinjaman yang didapat dari KfW sebesar EURO 85 juta dengan tenor 15 tahun. “Sisa pendanaannya kami siapkan sendiri,” tukasnya Syofvi.
PLTA Kumbih III yang akan dibangun di Sumatera diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan pertumbuhan beban di sistem Sumatera bagian Utara. Di samping pula menurunkan biaya pokok produksi atas penggunaan bahan bakar fosil baik pada saat beban dasar maupun saat beban puncak.
PLTA Kumbih III memanfaatkan aliran sungai Kumbih yang melintasi dua kota yakni Sidikalang Kabupaten Dairi, Sumatera Utara dan Subulussalam, Aceh tempat akan dibangunnya power house PLTA Kumbih III.
Jen’s Wirth, Senior Project Manager KfW, mengatakan  kerja sama dengan PLN penting untuk mendukung percepatan penambahan listrik dari energi terbarukan di Indonesia.
“Kami berharap pelaksanaan proyeknya dapat segera berjalan cepat sehingga langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” kata Jens.(RA)