JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi, anak usaha PT Pertamina (Persero) berupaya terus mengejar target produksi gas sebesar 733,83 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).  Saat ini realisasi produksi gas PHE mencapai 728 MMSCFD.

Gunung Sardjono Hadi, Presiden Direktur PHE, mengatakan ada beberapa tantangan besar yang membuat produksi gas belum mencapai target, salah satunya  sulit mencari pembeli gas maupun pembatalan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) yang sudah ditandatangani.

Pengelolaan gas, lanjut dia, berbeda dengan pengelolaan minyak. Jika di minyak pembeli bisa dicari setelah produksi maka untuk gas terlebih dulu dicari calon pembelinya baru bisa dilakukam proses untuk produksi.

“Minimnya serapan gas yang disebabkan PJBG yang tidak sesuai membuat target produksi tidak tercapai. Dominan dari Jambi Merang, ada tujuh kontrak oleh PLN dan BUMN, serta badan usaha lain,” kata Gunung.

Menurut Gunung, meskipun begitu PHE akan terus berupaya meningkatkan produksi di sisa waktu yang ada untuk mengejar target dengan mencari pembeli gas yang baru.

“Kita tunggu alokasi Kementerian ESDM dalam waktu dekat. Jika sudah dapatkan alokasi Pertamina, itu gas tersebut bisa dibeli BOB dengan konsep CNG jadi monetisasi bisa terkejar seiring dengan pembangunan infrastruktur,” kata dia.

Sementara itu, kondisi minyak justru berbanding terbalik dengan gas. Produksi minyak PHE justru sukses melampaui target yang direncanakan. Hingga Juli 2016, produksi minyak tercatat mencapai 63.503 barel per hari (bph). “Ini melebihi dari target yang sudah direvisi sebesar 61.305 bph,” tambahnya.

Gunung mengatakan, PHE sukses menjalankan langkah strategis efisiensi dalam merespon anjloknya harga minyak dunia yang sehingga efektif mempertahankan  angka produksi.(RI)