JAKARTA – PT Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha PT Pertamina (Persero) memulai pembangunan pipa gas Grissik-Pusri di  PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri), Palembang, Selasa (29/8). Pertagas menargetkan pembangunan pipa gas Grissik-Pusri tuntas pada 11 bulan ke depan.
“Kami pastikan proyek ini selesai sesuai target dan spesifikasi, sehingga pasokan gas untuk Pusri dapat segera mengalir,” ujar Suko Hartono, Presiden Direktur Pertagas saat groundbreaking pembangunan ruas pipa Grissik-Pusri.
Groundbreaking dilakukan Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM); Ego Syahrial, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM; Alex Noerdin, Gubernur Sumatera Selatan, Dodi Reza Akex, Bupati Musi Banyuasin; Harnojoyo, Walikota Palembang dan Mulyono Prawiro, Direktur Utama Pusri.
Pertagas menunjuk konsorsium PT Rekayasa Industri dan PT Wahanakarsa Swandiri sebagai kontraktor pelaksana proyek dan menggunakan pipa produksi dalam negeri, yaitu dari KHI dan Indal.
Suko mengatakan ruas Grissik-Pusri akan menjadi backbone infrastruktur gas kedua milik Pertagas di wilayah Sumatera Selatan lantaran saat ini pipa eksisting Pertagas di Sumatera Selatan telah terutilisasi maksimal.
Kedepan, selain untuk menyalurkan gas ke Pusri, pipa gas ruas Grissik – Pusri akan mampu memenuhi kebutuhan pembangkit listrik, industri dan jaringan gas rumah tangga di Sumatera Selatan.
“Harapannya kehadiran ruas Grissik-Pusri akan berkontribusi pada peningkatan perekonomian di Sumatera Selatan,” kata Suko dalam keterangan tertulisnya.
Ruas pipa yang akan dibangun ini nantinya akan mengalirkan gas untuk kebutuhan energi dan bahan baku Pusri.
Pipa Gas Grissik – Pusri akan dibangun dengan panjang 176 km dan berdiameter 20 inchi dimulai dari Grissik Gas Plant ConocoPhillips hingga ke Plant Pusri di Palembang. Sumber gas untuk ruas ini adalah dari Lapangan Grissik ConocoPhillips.
Pipa Grissik-Pusri nantinya akan mengalirkan gas ke PUSRI sebesar 30 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) pada 2018 sebagai early gas dan kemudian bertambah menjadi 70 MMSCFD di 2019.
Arcandra mengatakan pembangunan pipa gas ini menjadi penting karena akan berpengaruh besar kepada produksi Pusri yang tentunya akan berdampak pada ketahanan pangan Indonesia. Gas ConocoPhillips sebesar 70 MMSCFD akan menggantikan beberapa kontrak gas yang akan habis pada 2018.
“Volume Gas sebesar 70 MMSCFD akan dapat menghasilkan urea sebesar 3.000 ton per hari dengan untuk pabrik urea dengan teknologi terbaru,” kata Arcandra.
Mulyono mengatakan kebutuhan Pusri akan gas alam sangat besar. Selain sebagai sumber energi, gas juga diperlukan sebagai salah satu bahan baku utama produksi pupuk.
“Kami membutuhkan gas hingga 215 MMSCFD untuk Pusri IB, Pusri IIB, Pusri III, dan Pusri IV.Dengan dibangunnya ruas baru Grissik-PUSRI maka Pusri akan memiliki supply gas yang berkelanjutan untuk menjaga produksi,” kata Mulyono.(AT)