JAKARTA – PT Elnusa Tbk (ELSA), emiten jasa energi terintegrasi, menghadapi tantangan bisnis yang sangat signifikan seiring kondisi industri migas nasional, regional dan global yang belum sepenuhnya pulih. Meskipun berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 16,4% menjadi Rp1,99 triliun pada semester I 2017 dibanding periode sama tahun sebelumnya, namun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk turun,menjadi Rp 14 miliar jika dibandingkan Rp 145 miliar pada periode sama tahun lalu.

Tolingul Anwar, Direktur Utama Elnusa, menekankan selain akibat penurunan jumlah proyek dari segmen hulu migas karena aktivitas jasa hulu migas nasional yang terdampak penurunan harga minyak dunia, kinerja perseroan pada tahun ini juga sebagian besar dipengaruhi penurunan kontribusi dari jasa hulu migas di tiga wilayah kerja (blok migas) yang merupakan kontribusi utama.
“Selama ini Elnusa bekerja di tiga blok migas di wilayah Kalimantan Timur yang ketiganya dioperasikan tiga kontraktor asing, di antaranya adalah PT Total EP Indonesia di Blok Mahakam. Seiring berakhirnya masa kontrak pengelolaan blok-blok tersebut, maka tentu aktivitas operasional blok juga menurun dan berimbas kepada kontraktor jasa migas utama di blok tersebut, termasuk Elnusa,” kata Tolingul di Jakarta, Rabu (9/8).
Faktor lain yang sangat mempengaruhi kinerja Elnusa pada enam bulan pertama tahun ini adalah adanya beberapa proyek besar di bisnis jasa selisih serta  jasa drilling dan oilfield yang baru berjalan pada semester kedua tahun ini.
“Diestimasikan hasil kerja proyek tersebut akan mendorong pertumbuhan tinggi kinerja Elnusa pada paruh kedua nanti,” ungkap Tolingul
Penurunan kinerja berhasil diimbangi Elnusa melalui strategic pengembangan bisnis jasa non-stop based (operating game project) seperti operation and maintenance.
Meskipun proyek jasa non-asset ini relatif memiliki margin yang tidak terlalu tinggi dibanding proyek berbasis aset,  pengembangan bisnis ini terbukti mampu membuat Elnusa tetap bertahan.  Di samping itu, peningkatan kinerja pendapatan juga turut dikontribusikan kinerja di bisnis jasa hilir migas.
Saat ini, Elnusa mengantongi total kontrak senilai lebih dari Rp 4,5 triliun untuk jasa seismic, drilling, dan oilfield. Serta lebih dari Rp 2 triliun untuk jasa distribusi dan logistik (hilir) migas. Pengerjaan kontrak tersebut dilaksanakan pada tahun ini maupun tahun mendatang.
“Upaya pemulihan yang telah diambil perseroan di antaranya adalah pengembangan bisnis baru untuk meningkatkan pendapatan. Serta tetap menjaga kinerja existing business melalui proyek yang sedang digarap maupun yang masih diperjuangkan melalui tender proyek baru, baik pada segmen jasa hulu migas maupun jasa hilir migas,” tandas Tolingul.(RA)