JAKARTA – PT PLN (Persero) menargetkan rasio elektrifikasi di Provinsi Papua mencapai lebih dari 80% pada 2018, naik dibanding saat ini yang baru sebesar 70%.

Ahmad Rofiq, Direktur Regional Maluku-Papua PLN, mengatakan di Papua hampir semua sumber energi primer tersedia. “Khusus potensi energi baru terbarukan (EBT), cukup besar namun seberapa besar kapasitasnya, perlu dicek dulu datanya,” ujar Rofiq kepada Dunia Energi di Jakarta, Senin (25/9)

Menurut Rofiq, pemanfaatan EBT di wilayah Papua masih menemui kendala. Hal ini terkait kondisi geografis Papua.

“Beban (listrik) adanya di perkotaan, sedangkan sumber EBT sangat jauh dari perkotaan,” kata dia.

Rofiq menambahkan, dari total 2.500 desa di Papua sebanyak 30% sudah teraliri listrik. PT PLN (Persero) menargetkan pada 2019 program listrik desa (Lisdes) di Papua bisa 100%.

Sumber daya energi berupa minyak bumi, gas, panas bumi, batu bara, air, matahari (solar) di Papua umumnya belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Minyak dan gas bumi (migas) pada saat ini masih menjadi andalan utama sebagai sumberdaya energi baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun sebagai komoditas ekspor.

Namun, cadangan migas tentunya terbatas sehingga perlu dimanfaatkan sumberdaya energi lainnya seperti tenaga air, matahari yang potensinya cukup besar di Papua.

Sungai-sungai di Papua baik yang besar maupun kecil dapat dimanfaatkan untuk tenaga listrik. Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dari Jepang, Sungai Mamberamo diperkirakan dapat menghasilkan tenaga listrik sebesar kurang lebih 10 ribu MW.

Dari sekian banyak sungai hanya sebagian kecil saja yang sudah dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). Hal ini disebabkan selain diperlukan modal besar dan teknologi tinggi juga jumlah penduduk sedikit dan tersebar serta kondisi geografis yang cukup sulit.

Dari penelitian awal oleh Kanwil Departemen Pertambangan dan Energi propinsi Papua, danau Paniai dapat menghasilkan 300 MW. Selain tenaga air, tenaga surya telah banyak dimanfaatkan untuk tenaga listrik terutama untuk penerangan bagi penduduk di daerah terpencil jauh dari jangkauan listrik PLN. Sumber energi baru lain yang ke depan perlu dikaji untuk pengembangannya ialah tenaga bayu (angin) karena teknologinya telah tersedia demi penerapan dan pemanfaatannya.

“Kalau berbicara soal sumber daya kearifan lokal, kalau memang ada bebannya ya akan kita kembangkan,” tandas Rofiq.(RA)