JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mengejar percepatan pelaksanaan lelang wilayah kerja (WK) minyak dan gas. Setelah memiliki peminat terhadap lima WK dalam proses lelang 2017, pemerintah segera menetapkan pemenangnya.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, menargetkan pengumuman keputusan kontraktor yang berhak mengelola WK yang dilelang pada kuartal pertama tahun ini.

“Saya usahakan Februari (pengumuman). Tanda tangan (kontrak) Maret. Saya ingin mempercepat semua, tidak ada alasan untuk menunda. Ini kan masalah diskusi saja. Dilihat datanya cocok, selesai tanda tangan,” kata Arcandra saat ditemui di Kementerian ESDM Jakarta, Senin (8/1).

Sebanyak 20 dokumen penawaran di akses oleh 13 perusahaan dan dalam proses akhir sebanyak enam perusahaan yang memasukan kembali dokumen penawaran untuk lima WK migas.

Kelima WK tersebut adalah WK Andaman I dengan peserta lelang atau yang memasukkan dokumen penawaran Mubadala Petroleum (SE Asia) Ltd. Kemudian WK Andaman II dengan perusahaan peminat yaitu Repsol Exploracion SA, EMP Tbk, serta konsorsium Premiere Oil Far East Ltd, Mubadala Petroleum (SE Asia) dan Kris Energy.

WK Merak Lampung dengan peserta lelang PT Tansri Madjid Energy dan PT Saka Energi Indonesia yang memasukan dokumen untuk dua WK sekaligus, yakni Pekawai dan West Yamdena.

Arcandra menegaskan ada syarat utama yang harus dipenuhi para peserta lelang jika ingin dipilih pemerintah sebagai pemenang.

Dua hal utama tersebut adalah perencanaan pengembangan WK migas tersebut yang ada dalam Work Plan & Budget (WP&B) serta signature bonus.

Persaingan dalam tender akan terlihat ketat terutama di WK Andaman II yang memiliki tiga peminat langsung.

“Yang dilihat itu work program dan signature bonus. Cost tidak kami lihat karena gross split,” ungkap dia.

Pada awal tahun ini selain akan mengumumkan hasil lelang tahun lalu, pemerintah juga segera melakukan lelang WK migas 2018. Lebih dari 20 WK migas yang tidak laku dilelang periode 2015 – 2017 akan dilelang ulang pada tahun ini.

Menurut Arcandra, dirinya yang akan langsung memimpin evaluasi terhadap WK mana saja yang akan dilelang ulang. Adapun WK yang akan dilelang sebagian besar adalah WK konvensional sementara untuk WK non konvensional belum menjadi prioritas karena harga minyak dinilai masih belum mendukung.

“Kami evaluasi non konvensional tapi dengan harga minyak sekarang masih agak sulit. Yang possible sekarang yang konvensional,” kata Arcandra.(RI)